Award Lee Kuan Yeuw Word City
KOMUNITAS PERISTIWA

Award Lee Kuan Yeuw Word City

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat mulai dari pengusaha, perguruan tinggi, media dan seluruhnya atas peran sertanya dalam membangun Kota Surabaya.

Hal ini yang menjadi kunci keberhasilan Kota Surabaya meraih penghargaan Internasional Spesial Mention pada Lee Kuan Yew Word City Prize 2018, akhir pekan lalu.

“Terus terang ini efort dari masyarakat yang terbaik di dunia,” kata Wali Kota Risma usai menghadiri acara Pelatihan Manajemen Keuangan dan Ketahanan Ekonomi Keluarga di Graha Sawunggaling, Minggu (18/3).

Diawal penjurian, Wali Kota Risma telah memupuk rasa percaya diri untuk bisa memperoleh penghargaan ini. Sebab, Wali Kota sarat akan prestasi itu menilai, seluruh elemen masyarakat mau berkumpul dan mencari terobosan secara bersama-sama untuk membangun Kota Surabaya.

“Itulah kelebihan Surabaya yang tidak dimiliki oleh negara lain dan itu yang membuat saya percaya diri,” tegasnya. Kendati begitu, perjuangan Kota Surabaya meraih penghargaan ini tidaklah mudah.

Sebab, selama proses penjurian, Wali Kota Risma mengaku sulit untuk meyakinkan para juri yang dalam pemikiran para juri dari Jerman dan Cina itu, Kota Surabaya tidak jauh berbeda dengan kota modern yang ada di dunia. “Modern yang dalam arti sebenarnya transportasi massal yang masih modern dan vertical hosting,” ucapnya.

Tidak menyerah begitu saja, Wali Kota sarat akan prestasi itu menjelaskan bahwa ada perbedaan dari sisi budaya, regulasi, lalu melihat kampung secara langsung serta bagaimana penanganan masalah perekonomian dan remaja.

“Setelah saya jelaskan dan diajak melihat kampung Jambangan, Gundih dan kampung produktif daerah Kebraon, di situ mereka baru tertarik,” urainya.

Atas pencapaian ini, wali kota Risma menegaskan bahwa prestasi semacam ini harus dipertahankan karena ini adalah kekayaan yang dimiliki Surabaya. Selain itu, dirinya juga akan berusaha untuk menjadikan Surabaya sebagai Kota Metropolitan yang tidak melupakan sejarah.

Adapun penghargaan yang digelar setiap dua tahun sekali ini diberikan oleh Urban Redevelopment Authority (URA) di Singapura dan Centre for Liveable Cities (CLC). Selain Surabaya, ada kota besar lain yang mendapat penghargaan ini antara lain, Hamburg di Jerman, Kazan di Rusia, dan Tokyo di Jepang. (ita)