Bekraf Terima Tawaran Pemerintah Taiwan
KOMUNITAS PERISTIWA

Bekraf Terima Tawaran Pemerintah Taiwan

Kemampuan Indonesia dalam subsektor aplikasi semakin diakui dunia. Saat Maret lalu mengirimkan delegasi dalam acara South by Southwest (SXSW) 2018 di Amerika, delegasi Indonesia mendapat tawaran mengikuti event InnoVEX dari Taiwan (Small and Middle Enterprise Administration, Ministry of Economic Affairs) 6-8 Juni 2018.

Event InnoVEX yang akan berlangsung di Taipei World Trade Centre Hall 3 itu sebagai bagian dari pameran teknologi terbesar dan berskala internasional di Taiwan, COMPUTEX TAIPEI.

“Karena keterbatasan waktu dan respon cepat yang dibutuhkan panitia InnoVEX terkait kepastian delegasi, maka kami akhirnya menggunakan database pelaku kreatif yang sudah kami berikan fasilitasi sebelumnya untuk menentukan peserta delegasi,” ujar Deputi Pemasaran Bekraf Joshua Puji Mulia Simanjuntak dalam sambutannya saat jumpa pers melepas delegasi Indonesia di Jakarta.

Pada kesempatan kali ini, Bekraf mengirimkan 6 perwakilan perusahaan lokal rintisan yang berbasis teknologi (start-up). Keenam perusahaan ini adalah 8villages, Yava Solusi247, Squline, Dycodex, Vestifarm dan Qlue.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Pasar Luar Negeri Boni Pudjianto mengatakan ketertarikan Bekraf untuk tampil dalam event InnoVEX ini karena Taiwan dikenal sangat maju di bidang teknologi pada tingkat regional maupun global.

“Taiwan memiliki kekuatan yang luar biasa di bidang teknologi serta kapital. Namun, mereka juga tetap membutuhkan partner dengan beragam start-up yang membutuhkan investasi dari para investor Taiwan. Dan untuk tahun ini, kita beruntung bahwa mereka menjadikan Indonesia sebagai salah satu partner utama mereka, di samping Jepang.” jelasnya.

Terkait dengan program pendukungan dan fasilitasi yang diberikan Bekraf, Josua menyatakan bahwa pelaku kreatif dinilai berdasarkan kesiapan mereka untuk dapat masuk ke pasar global dengan produk mereka.

“Produk ini tentunya harus memiliki solusi bagi beragam permasalahan. Solusi yang juga harus mampu diadaptasi oleh pasar di beragam negara di belahan dunia,” jelasnya.

Senada dengan Joshua, Direktur Fasilitasi TIK Bekraf Muhammad Neil El-Himam mengatakan bahwa pendukungan yang dilakukan Bekraf utamanya adalah untuk menunjukkan bahwa produk kreatif Indonesia mampu bersaing di pasar global.

“Partisipasi pada pameran-pameran di luar negeri ini untuk memperlihatkan kepada dunia bahwa Indonesia mampu menghasilkan produk aplikasi serta gim untuk pasar global. Produk yang secara teknologi bisa bersaing di kancah internasional,” terangnya.

Pada 2017 lalu pameran ini diikuti 272 startup dari 23 negara serta dihadiri oleh 10.000 pengunjung. Agenda di dalam InnoVEX mencakup forum diskusi, kompetisi pitching, demo startup, dan business matchmaking. Pameran ini merupakan platform yang secara spesifik dirancang untuk mempertemukan tech startup dengan buyers, investor, dan perusahaan manufaktur di tingkat global. (sak)