Web Aplikasi Mengontrol Diabetes
KESEHATAN PERISTIWA

Web Aplikasi Mengontrol Diabetes

Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) berhasil membuat aplikasi web yang mudah diakses umum, terutama anak remaja, untuk mengetahui dirinya terindikasi gejala menderita diabetes militus (DM) sejak dini, ataukah tidak.

Setelah mengakses aplikasi web ini, seseorang khususnya remaja, bisa mengetahui prediksi kadar gula dalam darah (mg/dL) dan tekanan darah (mmHg) dengan memasukkan data usia, tinggi badan (cm) dan berat badan (kg) yang akan langsung dikonversikan dalam bentuk indeks massa tubuh.

Hal itu dilakukan mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Unair ini setelah membaca prediksi WHO (Badan Kesehatan Dunia) tentang jumlah peningkatan penderita Diabetes Melitus (DM) di Indonesia tahun 2030 yang mengerikan.

Sebagai negara terbesar keempat jumlah penderita DM di dunia, penderita DM tahun itu akan menjadi 21.257.000 orang, naik 157% dari data tahun 2000 yang hanya 8.426.000 orang.

Data yang lebih meresahkan lagi, tahun 2002-2005 saja terdapat sekitar 3.600 kasus baru penderita DM tipe-2 pada remaja. Padahal, DM lebih susah diobati saat masih remaja dibandingkan pada orang dewasa.

Bertekad membantu mengendalikan jumlah penderita DM itu sedini mungkin, lima mahasiswa FST prodi S1 statistika itu berinovasi melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE).

Ia menawarkan model untuk mengetahui pola hubungan antara hipertensi (faktor utama penyebab DM) dan kadar gula dalam darah (indikator diabetes) terhadap indeks massa tubuh (indikator obesitas) pada penderita remaja DM tipe-2 dan mengaplikasikan pemodelan tersebut ke dalam bentuk aplikasi berbasis web yang bersifat user-friendly, cross-platform, dan open source.

Diabetes melitus adalah penyakit kronis (menahun) yang terjadi ketika pankreas (kelenjar ludah perut) tidak cukup memproduksi insulin (DM tipe-1), atau ketika tubuh tidak secara efektif menggunakan insulin (DM tipe-2) dimana 90% kasus DM di dunia adalah kasus DM tipe-2.

DM biasanya ditandai dengan kadar gula darah di atas normal dan kenaikan itu sering terjadi bersamaan dengan hipertensi. DM dan hipertensi tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikendalikan dengan cara olahraga dan diet.

”Pemodelan dengan pendekatan regresi non-parametrik spline truncated birespon menunjukkan bahwa terbukti adanya hubungan yang bermakna antara kadar gula darah dan hipertensi terhadap indeks massa tubuh remaja,” kata Aisyah Abdullah (Statistika, 2013), ketua Tim PKMPE ini.

Dalam tim ini, juga terdapat empat mahasiswa kreatif lainnya, yaitu Dhiva Ryan Hardine (Statistika, 2013), Nonna Prilly Pramesty (Statistika, 2013), Dyah Putri Rahmawati (Statistika, 2013), dan Muhammad Ikbal (Statistika, 2015).

Proposal PKM-PE berjudul “Pemodelan Kadar Gula dalam Darah terhadap Tekanan Darah dan Indeks Massa Tubuh pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II Usia Remaja berdasarkan Pendekatan Regresi Nonparametrik Birespon dengan Estimator Spline” ini lolos seleksi Dikti dan meraih dana penelitian dari Kemenristekdikti dalam program PKM tahun 2016-2017.

Ditambahkan, hasil dari pemodelan tersebut diaplikasikan dalam bentuk aplikasi berbasis web. Dengan mengakses aplikasi web itu, seseorang khususnya remaja, bisa mengetahui prediksi kadar gula dalam darah (mg/dL) dan tekanan darah (mmHg) secara serentak dengan menginput usia, tinggi badan (cm) dan berat badan (kg) yang akan langsung dikonversikan dalam bentuk indeks massa tubuh.

”Kami memilih aplikasi berbasis web karena bersifat cross-platform, artinya tidak terpaku pada sistem operasi tertentu seperti windows atau android. Jadi tidak perlu repot mengunduh aplikasi, dan semua platform bisa mengaksesnya,” kata Dhiva Ryan Hardine seperti dirilis PIH Unair.

Tidak hanya itu, aplikasi web tersebut juga bersifat open-source, artinya bisa diakses bebas dan terbuka bagi siapapun yang ingin mengembangkan, juga bersifat user-friendly, sangat simpel dan mudah digunakan bagi pengguna.

”Kami berharap dengan analisis ini dapat dijadikan bahan pertimbangan meminimalkan jumlah penderita diabetes melitus tipe-2 usia remaja, dan aplikasi yang kami buat ini dapat menjadi acuan para remaja yang terdiagnosa DM tipe-2 untuk memprediksi kadar gula darah dan tekanan darahnya,” tambah Muhammad Ikbal. (yul)