Indonesia Terima 1,6 Juta Vaksin Pneumonia
KESEHATAN PERISTIWA

Indonesia Terima 1,6 Juta Vaksin Pneumonia

Dengan tujuan untuk melindungi anak-anak dari pneumonia, Indonesia menerima 1,6 juta dosis pertama vaksin konjugasi pneumokokus (PCV) dengan harga yang turun signifikan melalui mekanisme Advance Market Commitment (AMC).

Tahun ini merupakan tahun pertama Indonesia melakukan pengadaan melalui UNICEF untuk PCV dan ini merupakan rencana vaksin multi tahun untuk mencegah 500.000 kasus pneumonia pada anak-anak, 30.000 rawat inap, dan 10.000 kematian di negara ini setiap tahun.

Indonesia secara resmi mendukung pengadaan vaksin pneumokokus melalui mekanisme AMC Gavi untuk penyediaan vaksin melalui Supply Division UNICEF dengan harga yang lebih terjangkau dalam rangka meningkatkan kesinambungan program imunisasi nasional.

“Ini adalah tonggak penting bagi Indonesia. Kita tahu bahwa pneumonia dapat dengan mudah dicegah dan ditangani dengan intervensi yang sederhana dan efektif seperti imunisasi,” kata Perwakilan UNICEF di Indonesia Debora Comini, melalui rilis di Jakarta, akhir pekan lalu.

“Dengan vaksin pneumokokus ini, negara selangkah lebih dekat untuk memastikan bahwa tidak ada lagi kesakitan, kecacatan dan kematian pada anak yang disebabkan oleh Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I),” tambahnya.

Meskipun Indonesia telah mencapai kemajuan kesehatan masyarakat yang besar dalam beberapa tahun terakhir, namun tetap ada tantangan dalam dalam mengurangi jumlah kematian anak yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pneumonia dan diare merupakan penyebab utama kematian pada anak khususnya dibawah lima tahun dengan sekitar 20.000 kematian per tahun.

Imunisasi Pnemokokus ini merupakan salah satu intervensi yang paling efektif dan hemat biaya untuk mencegah infeksi pneumokokus dan menghentikan penyebarannya ke orang lain.

Dengan jumlah kelahiran bayi di Indonesia yang mencapai lima juta setiap tahunnya, pemerintah menargetkan dapat melakukan perluasan introduksi imunisasi PCV secara bertahap dimana pada tahap awal dilaksanakan di daerah risiko tinggi yang didukung dengan data dasar kasus pneumonia.

Menteri Kesehatan Budi G Sadikin mengatakan, Kementerian Kesehatan berkomitmen menjaga layanan kesehatan esensial lainnya, termasuk kelangsungan imunisasi PCV.

Vaksin yang diterima akan digunakan untuk pelaksanaan imunisasi PCV di NTB dan Bangka Belitung dan perluasan introduksi imunisasi PCV di Jawa Barat dan Jawa Timur.

“Ditargetkan imunisasi PCV ini dapat dilaksanakan di seluruh Indonesia pada tahun 2024. Pelaksanaan introduksi vaksin baru tentunya diperlukan dukungan semua pihak termasuk mitra pembangunan internasional,” kata Menkes. (ita)