Rumah Layak Huni Buruh Tani
KOMUNITAS PERISTIWA

Rumah Layak Huni Buruh Tani

Mahmudi (50), tak pernah menyangka bisa memiliki rumah seperti saat ini. Pekerjaannya yang hanya buruh tani serabutan, membuat mimpi memiliki rumah layak huni ia kubur dalam-dalam.

Namun Mahmudi menemukan secercah harapan. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memiliki program pembangunan rumah berbasis komunitas. Bekerja sama dengan Pemkab Cilacap sebagai penyedia lahan, Ganjar membangunkan rumah Mahmudi dan 28 orang warga lain dengan gratis.

Mahmudi dan warga lain hanya mengeluarkan uang Rp35 juta untuk membeli tanah. Sementara bangunan rumahnya, mereka mendapat bantuan dari Ganjar masing-masing Rp35 juta. Rumah-rumah itu kini telah selesai dan dihuni.

Sabtu (28/05), Ganjar datang untuk melihat perumahan berbasis komunitas itu. “Rumahnya bagus ya, bersih dan sehat. Gimana pak? Nyaman nggak tinggal di sini?” tanya Ganjar. “Nyaman pak, makasih banyak Pak Ganjar,” ucap mereka.

Mahmudi mengatakan, sehari-hari ia bekerja sebagai buruh tani serabutan. Penghasilannya antara Rp100 ribu-Rp150 ribu.

“Waktu dengar ada program ini, saya langsung daftar. Alhamdulillah, dari 200 (orang) yang daftar dan diambil 29 orang, saya masuk salah satunya. Ini dulu beli tanahnya Rp35 juta, dan dapat bantuan untuk bangun rumah dari Pemprov Jateng Rp35 juta,” kata Mahmudi.

Rumah itu lebih besar, bagus, dan nyaman dibanding rumahnya dahulu. Rumahnya dulu berukuran kecil dan tidak sebagus saat ini.

“Dulu rumah saya kecil, sekarang alhamdulillah sudah besar. Ya jelas lebih bagus sekarang. Semoga bisa semakin menyejahterakan,” pungkasnya.

Sementara itu, Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan, program perumahan berbasis komunitas ini sangat menarik. Sebab, pembangunannya dilakukan dengan cara kerja sama.

“Jadi ada kerja sama warga, pemerintah kabupaten, dan provinsi. Warga di sini membeli tanah sekitar 80 meter seharga Rp35 juta, kemudian kami kasih bantuan bangunan per rumah Rp35 juta,” ucapnya.

Melihat pembangunan yang sudah dilakukan, Ganjar senang karena kualitasnya baik. Selain itu, jika disurvei maka kesejahteraan masyarakat ini langsung meningkat.

“Ini akan terus kita kembangkan agar semakin banyak masyarakat yang dapat rumah layak huni. Tidak hanya dibangun alakadarnya, tapi dengan kualitas bagus. Di Jateng sudah ada 168 unit rumah yang kami bangun dengan metode ini, dan akan kita kembangkan terus,” pungkasnya.

Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman Jateng, Arief Djatmiko mengatakan, tahun 2021, sudah ada 186 orang warga yang dibangunkan rumah dengan program pembangunan perumahan berbasis komunitas ini. Untuk tahun 2022, Pemprov Jateng akan kembali membangun 256 rumah.

“Untuk daerah yang sudah dibangun adalah Magelang, Cilacap, Brebes, Kendal, Jepara dan Purbalingga,” ucapnya. (hms)