Rupiah Tembus Rp16.000/USD
EKONOMI BISNIS PERISTIWA

Rupiah Tembus Rp16.000/USD

Nilai tukar rupiah terus mengalami pelemahan selama libur lebaran. Di akhir pekan ini, berdasarkan data Google Finance hingga pukul 15.00 WIB, rupiah berada di level Rp16.100 per dolar AS.

Mengenai penyebabnya, Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, di Indonesia aktivitas jual beli rupiah sedang tidak aktif. Karena masih libur cuti bersama Idulfitri dan baru aktif kembali pekan depan.

“Tapi selama libur Lebaran mata uang dolar Amerika Serikat menguat terhadap mata uang utama dunia. Hari Rabu kemarin, data inflasi konsumen di Amerika Serikat menunjukkan angka di atas ekspektasi pasar,” ujar Ariston, Jumat (12/04).

Biro Statistik AS mengumumkan inflasi konsumen sebesar 0,4 persen. Sedangkan perkiraan pasar, inflasi konsumen bulan ini di kisaran 0,3 persen.

Itu artinya, jelas Ariston, inflasi di AS sulit turun. Sehingga menurunkan harapan akan pemangkasan suku bunga bank sentral AS di bulan Juni ini.

“Penurunan ekspektasi itu mendorong penguatan dolar AS. Hari ini, indeks dolar AS bergerak di atas level 105, sebelum data inflasi dirilis indeks dolar berada di level 104,” ucapnya.

Selain data inflasi AS yang masih tinggi, penyebab menguatnya indeks dolar adalah kekhawatiran akan situasi geopolitik. Utamanya ketegangan di Timur Tengah dan di Ukraina-Rusia.

“Para pelaku pasar menganggap dolar AS sebagai aset aman. Inilah yang menyebakan mata uang dolar semakin menguat,” ujar Ariston.

Hal serupa disampaikan Analis Pasar Uang Ibrahim Assuaibi. Menurutnya, data inflasi AS yang masih tinggi dan memanasnya konflik di Timur Tengah dan di Eropa yang membuat dolar AS terus menguat.

Selain itu, karena liburan Idulfitri di Indonesia, banyak data ekonomi yang tidak berlaku. Pemerintah juga belum merilis data terbaru karena tertunda liburan lebaran.

“Seharusnya pekan ini sudah rilis data neraca perdagangan dan indeks manufaktur. Sehingga pasar hanya merespon data dari eksternal,” ujar Ibrahim. (rri)