Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak menekankan pentingnya sinergitas antara stakeholder, baik pemerintah, swasta, dan perguruan tinggi. Penekanan itu disampaikan guna menemukan format yang tepat untuk pengembangan sektor pariwisata di wilayah Malang Raya, khususnya di kawasan Bromo, Tengger, Semeru (BTS).
“Sinergi ini menjadi langkah penting, mari kita satukan langkah untuk memajukan pariwisata, karena sektor ini menjadi harapan terbesar di Malang Raya. Pemprov siap memfasilitasi dan memberikan support,” ujar Wagub Emil-sapaan akrabnya saat menjadi keynote speaker Brawijaya Tourism Forum dalam rangka Dies Natalis ke-59 FIA Universitas Brawijaya, di Aula Gedung A FIA Unibraw Malang, Kamis (12/9).
Wagub Emil mengatakan, pembahasan pengembangan kawasan BTS ini sangat penting, karena kawasan tersebut sudah masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN). Dan bahkan, program tersebut diproyeksikan menjadi salah satu dari sepuluh daerah destinasi Bali baru. Karena itu, dirinya berharap agar acara tersebut dapat memberikan masukan dari para stakeholder.
“BTS ini tentunya tidak bisa dilepaskan dari Malang Raya, jadi ini momen yang tepat untuk bersinergi. Sebab, Bapak Presiden RI dan jajaran kabinetnya siap memberikan full support untuk pembangunan BTS. Kami berharap, masing-masing daerah di Malang Raya bisa menjadi penggerak kawasan tersebut,” katanya.
Melalui sinergitas yang tepat serta pengoptimalan potensi wisata di masing-masing daerah, Wagub Emil berharap, melalui program yang dirancang bisa membuat kunjungan wisatawan di Jatim bisa menjadi lebih lama, khususnya di Malang Raya.
Sebab selama ini, sebut Emil Dardak, jika ada kapal dengan pesiaratau cruise yang membawa ratusan wisatawan tiba di Pelabuhan Probolinggo, para wisatawan itu hanya menghabiskan 1 hari di Bromo, lalu 7 hari berikutnya ke Bali.
Pria yang pernah menjabat sebagai Bupati Trenggalek ini lantas mencontohkan salah satu sinergi yang bisa diterapkan, yaitu membangun infrastruktur konektivitas, lewat sistem transportasi yang terintegrasi antara Malang-Batu-Bromo, dengan cable cardi exit tol.
“Jadi ketika wisatawan keluar tol, mereka tidak perlu bermacet-macet. Kendaraan mereka, baik pribadi maupun bus bisa parkir di rest area exit tol yang luas. Kemudian, cukup naik cable car, mereka bisa menuju ke Batu, sembari menikmati pemandangan indah wilayah Malang Raya,” ujarnya.
Orang nomor dua di Jatim ini optimis, bila seluruh stakeholder mampu bersinergi dan memaksimalkan perannya masing-masing, tentu di setiap daerah akan semakin berkembang, serta dapat juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Resume rapat ini kami tunggu, kemudian akan kami naikkan ke Bapak Menteri Pariwisata, serta Tim Percepatan Pengembangan 10 Destinasi Prioritas,” imbuhnya.
Sementara Wakil Rektor Unibraw Malang, Prof Dr Ir. Muhamad Sasmito Jati MS mengatakan, acara tersebut membahas langkah-langkah yang akan digunakan sebagai bentuk kolaborasi antara pemerintah, pengusaha, dan perguruan tinggi dalam rangka membangun pariwisata di Malang Raya.
Oleh karena itu, pihaknya mengundang para stakeholder yang memegang peranan penting untuk bersama-sama membicarakan dan mencarikan solusi mensinergikan berbagai persoalan dalam membangun dunia pariwisata.
“Sebab, sektor pariwisata ini sangat kompleks, sehingga harus disinergikan. Agar alam yang indah bisa terjaga dengan baik, dan manusia yang tinggal disekitarnya, serta yang mengunjunginya juga bisa menikmatinya dan ikut sejahtera. Hal ini akan membuat negeri ini menjadi destinasi pariwisata yang luar biasa,” pungkasnya.
Turut hadir di acara tersebut yakni Walikota Batu Dewanti Rumpoko, Walikota Malang Sutiaji, dan Bupati Malang Sanusi, serta para Pimpinan Media dan Pengusaha di Malang Raya. (ita)