Sygma Gelar Diskusi ‘Mengawal Demokrasi ‘
KOMUNITAS PERISTIWA

Sygma Gelar Diskusi ‘Mengawal Demokrasi ‘

Sygma Research and Consulting menggelar diskusi bertema Mengawal Demokrasi yang Bersih dan Beradab dan dihadiri tokoh akademisi, politisi, serta aktivis di Kantor PWI Jatim, Rabu (18/09).

Acara dibuka dengan sambutan CEO Sygma Ken Bimo Sultoni SIP MSi yang menggarisbawahi pentingnya menjaga demokrasi Indonesia agar tetap berlandaskan moralitas, transparansi, dan rasa keadilan.

Ken Bimo menyatakan dDemokrasi yang bersih bukan hanya tentang pemilihan umum yang adil, tetapi juga mencakup bagaimana kejujuran, integritas, dan akuntabilitas dijaga di setiap elemen pemerintahan dan masyarakat.

“Demokrasi beradab tidak sekadar kebebasan berekspresi, tetapi kebebasan yang berdasarkan etika dan penghormatan terhadap hak asasi manusia,” katanya.

Ketua PWI Jatim Lutfil Hakim yang juga hadir dalam diskusi tertsebut menyoroti peran pers dalam proses pilkada. “Pers harus mendorong partisipasi publik dan memahami kapasitas dirinya dalam mengawal proses demokrasi,” katanya.

Sementara akademisi dari Universitas Bhayangkara Surabaya Dr Jamil A mengkritisi relasi politik dan hukum dalam pilkada. Ia menyatakan bahwa ASN dan aparat seringkali digunakan sebagai alat oleh petahana dalam kontestasi politik.

Dekan Fikom Unitomo Dr Harliantara menekankan pentingnya integritas dalam masyarakat dan menyebutkan bahwa kontrol terhadap masa jabatan kepala daerah diperlukan untuk menjaga demokrasi yang sehat.

Dr Umar Sholahudin dari Universitas Wijaya Kusuma Surabaya juga memberikan perspektif tentang peran “invisible hand” dalam pilkada, seraya mengajak untuk memperkuat kelompok oposisi non-parlemen sebagai penyeimbang proses politik.

Dalam sesi tanya jawab, Nashir, seorang aktivis dari Malang, menanyakan bagaimana menerapkan nilai-nilai demokrasi yang bersih dan beradab di daerah-daerah yang sering kali terpinggirkan. Ia juga mempertanyakan bagaimana mengatasi intervensi institusi negara dalam proses demokrasi tanpa merusak hubungan antara masyarakat sipil dan negara.

Acara ini ditutup dengan ajakan dari Ken Bimo Sultoni untuk merumuskan langkah-langkah konkret dalam memperjuangkan demokrasi yang lebih baik, serta memastikan bahwa demokrasi dapat dijaga di semua tingkatan, dari nasional hingga akar rumput. (ita)