Target 65.500 `Master Trainer` Kopi Robusta
CANGKIR KOPI PERISTIWA

Target 65.500 `Master Trainer` Kopi Robusta

Pusat Pelatihan Pertanian Kementerian Pertanian dan Sustainable Coffee Platform of Indonesia (Scopi) menargetkan 65.500 master trainer kopi robusta hingga tahun 2020.

“Sedangkan, saat ini yang telah terbentuk 123 master trainer kopi,” kata Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Kementerian Pertanian Widi Hardjono di Bandarlampung.

Kementan bersama Scopi, lanjutnya, saat ini tengah konsen untuk melihat keseriusan para master trainer tersebut, mengingat masih banyak dari mereka yang tidak aktif.

Ia menjelaskan, dari 123 master trainer itu yang terlihat aktif masih sekitar 58 pesen, sedangkan yang nonaktif sebanyak 42 persen.

“Bagi yang aktif dikejar lagi dan yang nonaktif akan dievaluasi apa permasalahan yang terjadi apakah dimutasi atau ada hal lain,” imbuhnya.

Menurutnya, master trainer adalah aset negara yang mampu memajukan perekonomian melalui komoditas kopi. “Mereka dapat membantu pemerintah dalam hal peningkatan produktivitas dan kualitas sehingga kesejahteraan masyarakat akan meningkat,” kata dia.

Direktur Eksekutif Scopi Veronica Herlina mengatakan, Kementan dan Scopi bekerja sama menggelar penyegaran, pelatihan, dan monitoring evaluasi master trainer kopi robusta. “Kami konsen terhadap kemajuan petani kopi melalui pembentukan master trainer,” katanya.

Ia mengatakan Kementan dan Scopi telah berhasil menyelesaikan kerja kolaboratif yakni penyusunan kurikulum nasional dan menu pelatihan budi daya berkelanjutan dan pasca panen kopi robusta, serta kegiatan trainer of trainer master trainer robusta yang telah dilaksanakan tahun lalu.

Menurutnya, sebagai tindaklanjut dalam kegiatan tersebut, masing-masing master trainer mempunyai rencana tindaklanjut untuk mencetak kader-kader petani baru dan juga melakukan pelatihan kepada petani di masing-masing daerahnya.

Karena itu, lanjutnya, sebagai bentuk monitoring dan evalusi Scopi terhadap kegiatan master trainer tersebut di lapangan maka digekar kegiatan tersebut.

Ia mengatakan kegiatan berlangsung selama tiga hari sejak 29 September hingga 1 Oktober 2017 di Hotel Amalia Bandarlampung.

Peserta, lanjutnya, berasal dari 11 provinsi di Tanah Air khususnya dari pengahsil kopi robusta. Sedangkan master tariner terbanyak berasal dari Lampung dan Sumatera Selatan sebagai daerah penghasil kopi robusta tersebsar di Indonesia. (ant)