Film, Promosi Efektif Perkenalkan Budaya
HIBURAN

Film, Promosi Efektif Perkenalkan Budaya

Film dinilai mampu menjadi sarana promosi paling efektif untuk memperkenalkan budaya suatu negara. Tak hanya itu, Film juga mampu membuat industry music suatu negara berkembang.

Founder and CEO of BAP Productions Bolanle Austen-Peters menyatakan hal itu saat menjadi pembicara pada acara World Conference on Creative Economy (WCCE) di Plenary Hall, Bali Nusa Dua Convention Center.

“Melalui film saya memperkenalkan Nigeria ke luar negeri,” kata perempuan yang juga berprofesi sebagai pengacara ini.

Menurut dia, Negara di Afrika Barat ini memiliki jalan panjang untuk mengembangkan industri filmnya. Dulu, sangat sulit bisa menayangkan film Nigeria. Bahkan film yang telah dikirim ke tujuh festial film internasional pun tidak bisa diakses dengan mudah. Penonton sulit menemukannya.

Padahal, lanjut dia, industry film mampu menyediakan lapangan kerja. Film mampu memberi dampak besar terhadap perekonomian dengan memberi sumbangan Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dan mengurangi pengangguran. “Bahkan saat ini industri film di Nigeria mampu menarik investor luar negeri,” ungkap Bolanle

Setelah melalui jalan berliku, menghadapi berbagai kendala regulasi, akhirnya, bersama para sineas di Nigeria, ia mampu mengembangan industry film Nigeria. Perkembangan industry film di Nigeria ditandai dengan terbangunnya enam studio film di Lagos, Nigeria.

Tak hanya itu, perkembangan industri film juga membuat industri musik juga ikut berkembang. Bahkan, kata Bolanle, saat ini musik-musik dari Nigeria sering diputar di Amerika dan Eropa. “Perkembangan industri film dan musik ini mampu menghidupkan warisan budaya Nigeria,” ucap Bolanle.

Ia menilai, Indonesia juga kaya akan budaya, tapi belum banyak orang yang mengetahuinya. Karena itu dia berpesan, agar Indonesia terus berpromosi melalui film. “Untuk ini, kami membuka kesempatan kerja sama Nigeria-Indonesia dalam bidang perfilman,” ujar Bolanle.

WCCE merupakan konferensi tentang ekonomi kreatif pertama di dunia yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) pada 6-8 November 2018. Event ini mengusung tema Inclusively Creative dengan mengangkat lima isu utama, yakni kohesi sosial, regulasi, pemasaran, ekosistem, dan pembiayaan industri kreatif.

Event yang dihadiri oleh 30 negara dan 1500-an peserta ini akan merumuskan Deklarasi Bali yang nantinya diusulkan ke Sidang Umum PBB di tahun depan. Hal ini diharapkan semakin menguatkan ekosistem dan mendukung perkembangan ekonomi kreatif dunia yang telah memasuki era 4.0. (sak)