Resiliensi ekonomi Indonesia terbukti di tengah tantangan isu global seperti ancaman resesi, krisis energi, serta ketegangan geopolitik. Hingga triwulan III-2023, Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang positif sebesar 4,94 persen. Optimisme ini pun tecermin dari kinerja sektor industri manufaktur, yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,20 persen pada periode yang sama.
“Sementara itu, Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada November 2023 berada pada angka 52,43%, yang berarti bahwa industri berada dalam posisi ekspansif. Hal ini juga menunjukkan bahwa kondisi usaha di Indonesia cenderung stabil dan meningkat, dengan pelaku industri yang semakin optimis dengan kondisi usaha pada enam bulan ke depan,” demikian disampaikan Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Reni Yanita saat menutup sesi Creative Business Incubator di Denpasar, Bali, Senin (11/12).
Salah satu kinerja sektor industri manufaktor yang menonjol adalah industri kreatif. Hal tersebut terlihat dari realisasi nilai tambah industri kreatif yang mencapai Rp1,05 triliun pada triwulan III-2023.
Jumlah tersebut telah mencapai 82,1 persen dari target tahun 2023 sebesar Rp1,28 triliun. Selain itu, kinerja ekspor industri kreatif pada triwulan III-2023 mencatat nilai sebesar USD17,4 miliar, dengan subsektor fesyen menyumbang hingga USD9,88 miliar dan subsektor kriya menyumbang USD6,26 miliar.
Bagi Kemenperin, hal ini merupakan capaian yang menunjukkan prospek industri kreatif di Indonesia semakin besar. Karena itu, pengembangan industri kreatif sebagai bagian dari industri kecil dan menengah (IKM) tidak hanya upaya yang bersifat tradisional dan konservatif.
Kini, sudah mulai banyak anak muda kreatif yang mampu menjalankan usaha dengan menghasilkan berbagai produk yang unik dan inovatif. Unit usaha yang dijalankan tersebut, juga telah memiliki identitas branding yang terkonsep dengan baik.
Dalam hal ini, Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka turut beperan aktif memberikan wadah pengembangan bagi para anak muda yang menjadi pelaku IKM, khususnya yang berbasis sektor kreatif. Langkah ini dijalankan melalui program Creative Business Incubator (CBI) yang dilaksanakan di Bali Creative Industry Center (BCIC).
“Program CBI sendiri merupakan salah satu upaya dalam membina pelaku IKM kreatif, khususnya bidang fesyen dan kriya, dalam mengembangkan bisnisnya agar bisa naik kelas,” kata Dirjen IKMA Kemenperin.
Dirjen IKMA memberikan apresiasi kepada para narasumber, praktisi sesi kelas, serta mentor pendampingan Inkubator Bisnis Kreatif 2023 atas usaha dan kesabarannya dalam menuntun para tenant untuk belajar dan berkembang sehingga tujuan program inkubator ini dapat tercapai.
Data dari Kementerian Perindustrian pada 2023 mencatat bahwa sektor ekonomi kreatif menyumbang sekitar 7,8% dari Produk Domestik Bruto Nasional (PDB), membuktikan kontribusi signifikan sektor ini dalam perekonomian negara.
Namun, dalam era digital yang semakin maju, tantangan baru muncul. Bagaimana kita dapat terus mendukung dan mengembangkan industri kerajinan lokal di tengah perubahan zaman ini? Salah satu cara yang patut dipertimbangkan adalah melalui fasilitasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam sektor kerajinan lokal khas Indonesia. (indonesia.go.id)