Mobil PCR BNPB Tinggalkan Surabaya
KOMUNITAS PERISTIWA

Mobil PCR BNPB Tinggalkan Surabaya

Mobil laboratorium PCR dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang beberapa minggu ini sudah melakukan tes swab di Surabaya harus berpamitan. Pada Selasa (17/06), dua unit mobil laboratorium itu akhirnya pamit karena harus melanjutkan tugasnya berkeliling ke daerah lain di Indonesia.

Sebelum meninggalkan Kota Pahlawan, para petugas mobil laboratorium PCR itu menemui Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang sedang berada di Dapur Umum Balai Kota Surabaya, untuk berpamitan.

Tak dapat dipungkiri, meski raut wajah Wali Kota Risma agak bersedih, namun tak lupa ia mengucapkan terima kasih karena sudah membantu warga Kota Surabaya dalam menangani Covid-19.

“Terima kasih mas-mas dan mbak-mbak. Sudah melayani masyarakat Surabaya selama beberapa minggu ini. Matur nuwun (terima kasih),” kata Wali Kota Risma.

Selain itu, Risma juga menyampaikan permohonan maaf jika selama berada di Surabaya terdapat hal yang kurang berkenan. Bahkan berulang kali Presiden UCLG Aspac ini berterima kasih kepada satu per satu dari mereka. “Maaf jika selama di sini (Surabaya) ada yang kurang berkenan. Sekali lagi terima kasih,” katanya.

Risma kemudian memberikan beragam kenang-kenangan cinderamata kepada mereka. Mulai dari patung lampu hias icon Suroboyo hingga kain batik buatan UMKM Dolly. “Kalian kalau pernah dengar Dolly ya ini hasil karyanya sekarang,” ungkapnya.

Sementara itu, Kapten Mobil laboratorium PCR BNPB, Sandi Andika mengatakan, selama berada di Surabaya ini bakal menjadi pengalaman yang tidak terlupakan. Apalagi masyarakat di Kota Pahlawan orangnya ramah-ramah. “Orangnya ramah dan menyenangkan. Banyak cerita lucu dan menarik di sini,” katanya.

Ia mengungkapkan, bahwa mobil laboratorium PCR dari BNPB ini fokus pada tes swab untuk masyarakat. Sejak awal dioperasikan hingga Selasa (16/06), mobil ini telah melakukan pemeriksaan swab sekitar 5 ribu. “Untuk kategori usianya beragam. Ada yang anak kecil sampai usia lanjut,” terangnya.

Kapten Mobil Laboratorium PCR ini juga menceritakan antusias warga yang tinggi dalam mengikuti tes swab. Selama beberapa minggu di Surabaya, jumlah pasien yang dites sudah ribuan.

Seperti misalnya yang sebelumnya dilakukan di Gelora Pancasila dan Hotel Asrama Haji. “Antusias warga Surabaya cukup tinggi angkanya. Hanya ada satu dua orang yang akhirnya tidak jadi swab setelah registrasi,” ungkap dia.

Sandi menyebut, dalam satu mobil laboratorium PCR itu terdapat enam orang yang mengendalikan. Enam orang tersebut masing-masing punya tugas dan fungsi. Mereka terdiri dari kapten, asisten kapten, swaber, ekstracen, analis dan petugas maintenance.

“Jadi setelah dari swaber kan perlu di ekstrac dulu setelah itu ada dari analis. Analis itu yang berfungsi untuk memasukkan hasil dari specimen ini ke dalam mesin dan dia menganalisis hasilnya,” pungkasnya. (ita)