Namira di Fashion on Tunjungan Street
PERISTIWA SENI BUDAYA

Namira di Fashion on Tunjungan Street

Fashion on the street memang lagi tren di Indonesia. Namun, bukan lantaran latah jika Namira Ecoprint menggelar karya terbarunya dalam fashion di jalan Tunjungan, Surabaya Minggu (24/07) pagi.

Sesuai namanya, produk UMKM asal Wisma Kedung Asem Indah, Rungkut Surabaya ini memamerkan sejumlah produk fashion batik unggulan berbasis alam, dengan menggandeng model Surabaya seperti Mano, Nungki, Esta dan Ahmed.

Nuansa etnik kental terlihat ketika berbagai jenis daun dari berbagai pohon jadi maskot dalam secarik kain. Tampilan batik kreasi Namira Ecoprint makin eksotik saat dipadu warna alam. Seperti marun, cokat, abu-abu, jingga hingga motif tabrak tampak elok dipadu sentuhan kreativitas tingkat tinggi.

Yayuk Eko Agustin owner Namira Ecoprint mengatakan, jika fashion show yang dihadiri sejumlah media, pegiat media sosial, fotografer dan komunitas kali ini sengaja memanfaarkan momen car free day (CFD). Tujuannya tidak lain untuk mempromosikan produk UMKMnya agar lebih luas dikenal masyarakat, tidak hanya nasional bahkan internasional.

“Bahan baku Namira ramah lingkungan. Mulai daun hingga tehnik pewarnaannya. Sampahnyapun, bisa dipakai kompos,” terang perempuan yang pernah menjabat sebagai Asisten I Pemkot Sutabaya itu.

Meski baru didirikan tahun 2019 lalu, Namira Ecoprint mampu menggebrak pasar fashion di tanah air. Terbukti, selain Namira Ecoprint jadi langganan sejumlah pejabat dan petinggi negara, umkm yang lahir di saat pandemi juga jadi trendsetter produk ecoprint di Jawa Timur. Tamu negara, baik pemerintah kota hingga provinsi kerap mampir ke pusat produksi di kawasan Rungkut Surabaya itu.

Kini, produk Namira Ecoprint yang sudah merambah pada jenis, sandal, sepatu, dompet, tas hingga aksesoris aktif keliling Indonesia dalam acara misi dagang yang digelar Provinsi Jawa Timur. (ita)