Tenaga Medis Surabaya Tak Kalah dengan Asing
KESEHATAN PERISTIWA

Tenaga Medis Surabaya Tak Kalah dengan Asing

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjadi keynote speaker bertajuk Persiapan Rumah Sakit Surabaya dalam Era Kebiasaan Baru. Acara yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) ini diikuti oleh 60 direktur rumah sakit se-Surabaya.

Dari rumah dinasnya, Jalan Sedap Malam, Wali Kota Risma mengawali topik dengan menceritakan bagaimana kisah menekan angka kasus Covid-19 di Kota Pahlawan. Mulai dari cara penanganannya, kendala hingga akhirnya wabah global dapat dikendalikan sampai seperti sekarang ini.

“Kami tidak pernah membayangkan kalau kejadiannya di luar bayangan,” kata Wali Kota Risma di sela mengikuti forum melalui video conference (vidcon), pekan lalu.

Sebetulnya, kata dia, kualitas sumber daya manusia yang dimiliki sangat luar biasa. Seperti tenaga medis yang ada di Surabaya tidak kalah dengan yang dimiliki di negara lain.

Buktinya, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersama dengan Persi, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Surabaya serta seluruh rumah sakit dapat mengatasi, menekan dan mengendalikan angka penyebaran.

“Sehingga kemarin hanya tinggal 59 kasus aktif di Surabaya. Meskipun sehari kita tetap melakukan testing swab sekitar kurang lebih tiga ribu spesimen,” jelasnya.

Oleh sebab itu, Wali Kota Risma meminta ke depan agar kualitas manajemen semakin ditingkatkan. Terutama meningkatkan kinerja dan efektivitas, sehingga diharapkan industri rumah sakit dapat semakin maju di Surabaya.

Menurutnya, industri rumah sakit memiliki komponen yang sangat kompleks. Terdiri dari industri apotek, obat-obatan, laboratorium, penginapan, transportasi serta restoran.

“Saya ingin sampaikan alangkah sayangnya jika peluang itu tidak ditangkap oleh kita. Selama ini saya selalu sampaikan kepada para dokter dan juga Persi,” papar dia.

Makanya, Presiden UCLG ASPAC ini pun menegaskan bahwa meningkatkan kinerja dan manajemen sangat penting dilakukan. Namun begitu, untuk menjamin kualitas juga dinilai penting. Makanya dibutuhkan evaluasi. “Jadi karena itu ayo bersama-sama gotong royong,” urainya.

Di kesempatan yang sama, ia kembali menekankan agar bersama-sama semakin kuat dan meningkatkan manajemen serta pengelolaan rumah sakit. Dengan harapan, potensi yang dimiliki dapat dikelola dengan baik di kota sendiri, sehingga membawa dampak yang positif yakni peningkatan ekonomi terhadap suatu kota atau daerah. “Mari kita tingkatkan kinerja, meningkatkan kapasitas serta efektivitas,” pungkasnya. (ita)