100 Tahun Pak Harto, CahGunung Mengenang Dalam Doa
PERISTIWA PROFIL

100 Tahun Pak Harto, CahGunung Mengenang Dalam Doa

Presiden ke-2 RI, HM Soeharto, lahir pada 8 Juni 1921 di Kemusuk, Yogyakarta. Tepat pada hari ini, 08 Juni 2021, merupakan 100 tahun hari kelahiran Soeharto. Dalam rangka memperingati 100 tahun Soeharto, Giyanto H Prayitno, Ketua Umum Himpunan Masyarakat SoehartoNesia menulis kenangannya terhadap Pak Harto. Sebagai berikut :

Bapak Jenderal Besar HM Soeharto, seorang Pemimpin Negara selama 32 tahun, bukan saja Indonesia mengakuimu sebagai Pemimpin Yang Berhasil dan Sukses membawa Indonesia menjadi Swasembada Pangan tapi Dunia Internasional mengakuimu Sebagai Pemimpin yang disegani.

Kepala Rumah Tangga dengan kesederhanaanmu, dengan segala kekurangan dan kelebihanmu. Engkau begitu mencintai Rakyatmu, bahkan Engkau lebih mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara diatas segalanya.

Sepenggal kisah nyataku. Ketika aku kecil masih kelas 2 SD. Aku hanya bisa melihatmu di layar kaca TV hitam putih. Itupun aku melihatnya di rumah tetanggaku.

Aku yang anak desa. CahGunung. Karena aku tinggal di Lereng Timur Gunung Lawu, di sebuah desa kecil. Ketika kecilku. Sabtu-Minggu aku datang kerumah Bapakku. Karena antara Bapak dan Ibuku yang sudah berpisah. Sesampai di rumah Bapakku. Pertama aku lihat adalah Fotomu Bapak HM Soeharto selaku Presiden dan Bapak Adam Malik sebagai Wakil Presiden ketika itu.

Pada saat menatap fotomu, seolah sorot matamu menatap tajam ke ulu hatiku, kemana aku bergerak, sorot mata tajammu selalu mengikutiku. Seolah selalu mengawasiku, dan itu selalu berulang-ulang. Tak terhitung minggu. Setiap kali aku datang ke rumah Bapakku. Terhitung bulan dan tahun-tahunpun berlalu. Selalu dan selalu terulang dan terulang lagi.

Perjalanan takdirku. Selepas SD, orangtuaku tidak mampu membiayai aku masuk ke SMP. Dan akhirnya aku merantau ke Jakarta untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Dalam perantauanku, sempat terlupakan tatapan mata tajammu, yang selalu mengikutiku dikala SD, tersibukkan dengan berbagai pekerjaan yang aku jalanin di Jakarta. Aku bekerja mulai menjadi kuli bangunan, tukang kebun, sampai akhirnya aku menjadi Office Boy di sebuah Kantor Swasta di Jakarta. Dan Alhamdulillah sambil bisa meneruskan sekolah yang tertunda.

Sampai suatu ketika, kesempatan itu datang dalam perjalanan Takdir Hidupku. Aku menjadi seorang Sekretaris Perusahaan dan pada tahun 1995, aku menjadi seorang Sekretaris Direksi yang kebetulan Komisaris Utamanya adalah Putri Bungsu dari Bapak HM Soeharto yaitu Ibu SHEA.

Naaah disitulah teringat lagi tatapan Mata Tajam dari sebuah foto kala SD teringat kembali. Dan ketika Tahun 1995 bukan lagi aku melihat di foto tapi aku menatapnya secara langsung. Yahhh menatap mata langsung seorang Pemimpin Besar Indonesia. Jenderal Besar HM Soeharto. Presiden Republik Indonesia ke-2.

Diantara tahun 1995 s/d 2008 meski tidak sesering aku menatap fotomu namun tatapan tajam dan teduh seorang Pemimpin Besar, tatapan seorang Bapak, tatapan seorang Eyang yang kadang selalu teringat meski 11 tahun berlalu.

Teringat diawal tahun 1998 ketika secara Pribadi, Engkau memanggilku beberapa kali di ruangan khusus karena urusan khusus (tidak bisa aku ceritakan disini, karena sangat pribadi), Engkau seorang yang sangat sederhana. Wibawamu yang luar biasa, aura kasih sayangmu kepada sasama meski aku hanya CahGunung, sangatlah membekas dalam perjalanan hidupku hingga kini.

Teriring do’a dalam setiap sujudku. Semoga Engkau husznul qotimah dalam tidur panjangmu, wahai Pemimpin Besar Indonesia. Bapak Pembangunan Indonesia. Bapak HM Soeharto.

Inilah kisah nyata singkatku. Bahwa perjalanan takdirku kini aku dedikasikan sebagai ladang ibadahku. Sebagai rasa hormat dan rasa cintaku yang takkan lekang oleh waktu, kepadamu Wahai Rajawali Kemusuk, menjadi Seorang Soehartois adalah kebanggaan dalam perjalanan hidupku. Jakarta, 08 Juni 2021. (*)

*Giyanto H Prayitno adalah Ketua Umum HMS Indonesia (Himpunan Masyarakat SoehartoNesia), tinggal di Jakarta