CSR Ambulans Laut dari Pasar Modal Indonesia
EKONOMI BISNIS PERISTIWA

CSR Ambulans Laut dari Pasar Modal Indonesia

Memasuki bulan Ramadan 1443 Hijriah, Self-Regulatory Organization (SRO) Pasar Modal Indonesia melanjutkan kegiatan corporate social responsibility (CSR) dalam rangka memperingati 44 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia (HUT ke-44 Pasar Modal Indonesia).

SRO terdiri dari PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), serta mendapat dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Berbeda dengan kegiatan CSR sebelumnya, SRO untuk pertama kalinya memberikan bantuan berupa ambulans laut dengan tujuan untuk memberikan kemudahan akses kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di kepulauan.

Bantuan ambulans laut yang dilengkapi oleh peralatan medis tersebut diserahkan secara simbolis oleh Ketua HUT ke-44 Pasar Modal Indonesia sekaligus menjabat sebagai Direktur KSEI Syafruddin kepada Pendiri dan Pembina GUSDURian Peduli Alissa Wahid di lokasi galangan kapal kecamatan Blimbingsari, Banyuwangi, Sabtu (09/04).

Penyerahan juga disaksikan Deputi Direktur Kantor OJK Regional Jawa Timur Mohamad Eka Gonda Sukmana, Wakil Ketua HUT ke-44 sekaligus menjabat sebagai Direktur KPEI, Iding Pardi.

Terdapat 4 unit ambulans laut yang diserahkan kepada GUSDURian Peduli untuk digunakan di Riau, Nusa Tenggara Timur (NTT), Halmahera Utara, dan Maluku Tenggara.

Syafruddin menyampaikan pemberian bantuan ambulans laut merupakan bentuk kepedulian pasar modal di bidang kesehatan karena melihat tingginya kebutuhan masyarakat yang berada jauh dari perkotaan, khususnya di daerah kepulauan.

“Sebagai bagian dari layanan kesehatan yang dikelola oleh lembaga terkait, kami berharap ambulans laut ini dapat secara optimal dimanfaatkan oleh masyarakat umum yang membutuhkan”, jelas Syafruddin.

Syafruddin menambahkan, pemberian ambulans laut sangat tepat dengan kondisi geografis di Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Masyarakat yang tinggal di daerah kepulauan masih minim dari jangkauan fasilitas dan tenaga kesehatan, khususnya di masa pandemi COVID-19 dengan jumlah kasus positif yang cukup tinggi.

“Melihat keterbatasan fasilitas dan minimnya tenaga kesehatan di daerah kepulauan, kehadiran ambulans laut ini diharapkan dapat membantu penanganan pasien yang memerlukan tindakan cepat,” pungkasnya.

Deputi Direktur Kantor OJK Regional Jawa Timur Mohamad Eka Gonda Sukmana memastikan bahwa OJK bersama regulator Pasar Modal Indonesia lainnya selalu bersinergi baik dalam bidang sosial maupun ekonomi.

“Dalam kondisi yang sulit, OJK dan SRO tetap bersama bergerak di bidang sosial khususnya untuk membangkitkan perekonomian di Indonesia. Selain itu, OJK terus bersinergi untuk meningkatkan literasi keuangan sektor pasar modal terutama di Jawa Timur,” ucap Eka.

Alissa Wahid mengatakan kita adalah negara kepulauan tapi berpikir sebagai negara daratan dan kita jarang sekali melihat realita yang ada. Banyak cerita bagaimana masyarakat yang tinggal di kepulauan harus menempuh hingga 4 jam untuk pergi ke puskesmas, atau bidan yang harus naik kapal untuk bertugas.

“Tidak heran indeks pembangunan manusia rendah, layanan kesehatan masih buruk dan angka kematian ibu dan bayi tinggi, terutama di Asia yg masih tinggi,” kata Alissa.

Adapun keempat daerah yang diberikan armada ambulans laut dipilih dengan mempertimbangkan beberapa hal, seperti tingkat kesejahteraan masyarakat yang masih rendah, serta kondisi fasilitas dan tenaga kesehatan di daerah yang tidak mendukung, khususnya di masa pandemi dengan kebutuhan penanganan kesehatan yang lebih cepat.

SRO dengan didukung OJK, menyelenggarakan kegiatan CSR secara berkesinambungan untuk penanggulangan pandemi COVID-19 hingga saat ini. Hal ini sesuai dengan tema HUT ke-44 Pasar Modal Indonesia, yaitu ‘Sinergi Pasar Modal Bagi Pemulihan Ekonomi’, yang mengusung semangat untuk memulihkan kesehatan masyarakat, sehingga diharapkan dapat memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. (ita)