Festival Karya Tari, Mengembalikan Jatidiri
SENI BUDAYA

Festival Karya Tari, Mengembalikan Jatidiri

Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus berupaya meningkatkan pembangunan seni budaya bangsa dengan cara bergandeng tangan membangun gerakan penyadaran akan arti penting pembangunan kebudayaan bagi kemajuan dan kelangsungan bangsa.

Upaya tersebut dilakukan mengingat pada dekade pasca reformasi masalah budaya dan kebudayaan merupakan salah satu hal yang mengemuka diberbagai kesempatan. Termasuk masalah politik dan persoalan lain yang menyelimuti perjalanan bangsa.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Dr H Akhmad Sukardi MM saat membuka Festival Karya Tari Jawa Timur Tahun 2108 di Gedung Cak Durasim Taman Budaya Jl. Gentengkali 85 Surabaya, Jumat (27/4) malam.

“Panggung kehidupan kita berada di kegamangan yang diakibatkan oleh perubahan berbagai aspek kehidupan yang sangat cepat dan radikal,” ungkapnya.

Lebih lanjut dirinya menjelaskan, budaya merupakan perajut dan penyelaras kehidupan dalam masyarakat. Namun, kini kalah cepat inkubasinya dibandingkan dengan sambaran globalisasi, tsunami ambisi dan emosi serta gelombang liberalisasi.

Bangsa Indonesia yang dulu dikenal santun, ramah, sabar, toleran, berjiwa gotong-royong dan suka menolong, kini menjadi bangsa yang pemarah, individual, dan bahkan vulgar.

“Generasi muda dan remaja kita sebagian besar sudah masuk dalam jaringan yang terbiasa berkomunikasi secara cepat dan instan melalui internet, facebook, twitter, blackberry messenger, whats up dan media sosial lainnya yang berdampak pada kecenderungan berperilaku kurang sabar, kurang ulet, kurang teliti dan kurang siap kerja keras,” ungkapnya.

Untuk menghadapi dan meredam kondisi yang sedemikian itu, Pemprov Jawa Timur mendorong dan memfasilitasi para seniman untuk meningkatkan kemampuan diri.

Mulai dari cara berpikir, berimajinasi, berkreatifitas, menghayati, bereksplorasi dan berekspresi melalui karya-karyanya dengan menghadirkan karya-karya seni yang memiliki kedalaman nilai, mencerahkan dan menginspirasi kehidupan agar lebih bermakna, beretika dan bermartabat.

Sukardi menggambarkan pula sisi positip dari era globalisasi. Yaitu, apabila dicermati bersama sesungguhnya dapat membuka peluang seluas-luasnya bagi pengembangan produk budaya. Oleh karena itu, perlu diberdayakan secara optimal sehingga menjadi salah satu kekuatan budaya yang handal.

“Festival Karya Tari Jawa Timur mempunyai nilai yang sangat strategis di era global, karena merupakan wahana untuk menyuguhkan kembali sifat-sifat pluralistik masyarakat Jawa Timur yang multikultural dan pencitraan kembali kekuatan kebudayaan sebagai aset bangsa yang harus ditangani secara serius,” ujarnya.

Selain itu, dapat pula sebagai upaya untuk memanfaatkan kekuatan dan kekayaan seni budaya bagi peningkatan kesejahteraan pelaku dan masyarakatnya, serta menciptakan peluang untuk dapat bersaing baik di forum nasional maupun internasional.

Sukardi sangat berharap Festival Karya Tari Jawa Timur melahirkan karya-karya seni baru dengan pendekatan kearifan lokal dan kebhinekaan sebagai penyeimbang terhadap hiruk-pikuk dan anomali yang terjadi di negeri ini. “Saya mengajak semua yang hadir untuk mengawal, mencintai dan menghargai kebudayaan kita sendiri, karena jika bukan kita, lalu siapa lagi?” pungkasnya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Timur Dr H Jarianto MSi mengatakan, Festival Karya Tari Jawa Timur diadakan setiap tahun. Tujuannya untuk melestarikan, mengembangkan dan pemanfaatan serta bagian dari program pengelolaan keragaman seni budaya di Jawa Timur.

Festival Karya Tari Jawa Timur diikuti 28 utusan dari kabupaten/kota se Jawa Timur. Mereka menyuguhkan tari garapan baru yang berpijak pada seni tradisi dengan tema yang bersumber pada kreatifitas adat dan tari kerakyatan. (ita)