Forkopimda Jatim Cangruk Bareng Warga Papua
KOMUNITAS PERISTIWA

Forkopimda Jatim Cangruk Bareng Warga Papua

Suasana Rumah Dinas Kapolda Jatim di Jalan Bengawan Surabaya malam itu terasa sejuk. Alunan syahdu tembang kenangan, hingga tawa canda Keluarga Besar Papua dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jatim bersahutan perlahan.

Suasana kembali semarak kala Gubernur Khofifah Indar Parawansa menyanyikan salah satu lagu populer dari Papua. Para keluarga Papua yang hadir dalam cangkrukan atau nongkrong bareng pun turut bernyanyi dan menambah hangatnya malam.

Momentum ini sontak memecah isu miring terjadinya kerusuhan hingga pengusiran warga Papua di Jatim. Khofifah mengatakan cangkrukan ini diharap mampu menguatkan persaudaraan dan membuat NKRI teduh.

“Kami ingin menyampaikan persaudaraan ini sesuatu menjadi penguat NKRI bisa teduh, merah putih bisa terawat, Indonesia bisa kita jaga menjadi bangsa yang bermartabat. Kami bersama harus sama menjaga persaudaraan dan persatuan,” kata Khofifah di Rumah Dinas Kapolda Jatim Jalan Bengawan Surabaya, Senin (19/8).

Selain itu, dalam Nawa Bhakti Satya ke 9, Khofifah ingin mewujudkan Jatim Harmoni. Hal ini mencakup bagaimana di Jatim meski banyak suku dan rumpun, tapi harus mengedepankan persatuan.

“Dalam nawa bhakti satya ke-9 Jatim harmoni. Kami ingin membangun kehidupan yang harmoni dari semua rumpun, kami adalah Indonesia. Kami ingin menyampaikan bahwa kami bersaudara, kami bersama membangun persaudaraan dengan hati yang bersih. Saudara kami di Papua, berada di mana saja, kebersamaan kami malam ini mudah-mudahan menjadi perekat di antara kami semua,” lanjut Khofifah.

Kapolda Jatim, Irjen Luki Hermawan berharap momentum ini semoga bisa menjawab kekhawatiran masyarakat Papua yang khawatir keluarganya di Surabaya mendapat perlakuan buruk hingga pengusiran.

“Dan hari ini kami didampingi keluarga besar Papua. Banyak telfon dari keluarga bilang diusir, ternyata memang berita yang disana dengan apa kejadian ini memang sangat berbeda. Kita sama-sama dengan ikatan keluarga besar Papua bisa menyampaikan supaya keluarga yang di Papua bisa tahu persis apa yang terjadi di sini,” papar Luki.

Di kesempatan yang sama, Ketua Ikatan Keluarga Besar Papua Surabaya (IKBPS) Pieter F Rumaseb berpesan kepada keluarga di Papua agar tidak perlu khawatir. Pieter mengatakan kehidupannya di Jawa Timur, khususnya Surabaya berjalan harmoni, tanpa diskriminasi.

“Mamadong, bapak, adik-adik dan saudara semua di Papua, bahwa informasi pengusiran warga Papua di Surabaya dan sekitarnya tidak benar. Kami di Surabaya dan Jatim hidup dalam damai dan rukun. Jangan percaya dengan informasi yang berkembang,” pinta Pieter.

Kepada Forkopimda Jatim, Pieter mengucapkan terima kasih karena telah berusaha membangun situasi yang kondusif. Pieter pun menitipkan masyrakat Papua yang tinggal di Surabaya dan Jatim agar tetap merasakan aktivitas dengan damai.

“Saya atas nama Ketua Ikatan Keluarga Besar Papua di Surabaya, kami titipkan saudara kita semua yang dari Papua, pada bapak dan ibu, kami ingin beraktifitas, bekerja, berkuliah dengan damai. Pelangi itu indah karena terdiri dari berbagai macam warna. Mari kita jaga perbedaan, hidup rukun sehingga Bhinneka Tunggal Ika bisa terwujud dalam aktifitas sehari-hari,” pungkasnya. (jnr)