Kepala Pengelola Desa Wisata Jatiluwih di Kabupaten Tabanan Bali, John Ketut Purna mengaku bersyukur Desa Jatiluwih diakui sebagai Desa Terbaik Dunia 2024 dari UN Tourism. Ia pun membagikan tips dan langkah-langkah dalam memajukan desanya.
“Ini juga menjadi motivasi bagi kami untuk terus menjaga harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas. Lebih dari itu, penghargaan ini juga menjadi tanggung jawab kami untuk memastikan Jatiluwih tidak hanya menjadi destinasi wisata yang berkelanjutan,” katanya lewat keterangan yang diterima RRI, Minggu (17/11).
“Tetapi juga terus terpelihara, berkembang, dan semakin baik kondisinya melalui penerapan Pariwisata Regeneratif. Kami percaya Jatiluwih dapat terus menjadi inspirasi untuk pariwisata yang berdampak positif bagi lingkungan, budaya, dan masyarakat.”
Ia mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk melaksanakan pariwisata regeneratif, sebuah pendekatan yang tidak hanya berfokus pada keberlanjutan. Tetapi juga menciptakan perbaikan berkelanjutan bagi lingkungan, budaya, dan masyarakat di Desa Jatiluwih.
Nantinya, kata dia, langkah-langkah yang akan terus dipertahankan pertama, ‘Pelestarian Sistem Subak’. “Ini sebagai inti dari identitas Jatiluwih, sistem irigasi Subak akan terus kami rawat bersama masyarakat lokal,” ucapnya.
“Selain menjadi daya tarik wisata, Subak adalah simbol harmoni yang menginspirasi dunia. Kedua, peningkatan infrastruktur ramah lingkungan yang akan dipastikan dibangun dengan prinsip ramah lingkungan.
“Terutama menjaga keseimbangan antara kenyamanan wisatawan dan kelestarian ekosistem desa,” katanya. Ketiga, lanjut dia, pihaknya akan melibatkan wisatawan dalam Pelestarian.
“Kami mengajak wisatawan untuk terlibat langsung, seperti menanam pohon, belajar bertani. Atau mengikuti program edukasi tentang tradisi Subak dan filosofi Tri Hita Karana,” ucapnya.
Selanjutnya, ucap dia, mendukung pertanian organik. Di mana pihaknya akan membantu petani untuk menggunakan pupuk organik dalam menanam padi dan tanaman lainnya.
“Untuk menjaga kesuburan tanah dan memastikan hasil pertanian yang lebih sehat serta ramah lingkungan.vSelain itu, kami memiliki program pemberdayaan masyarakat untuk memastikan manfaat pariwisata dirasakan secara luas,” ujarnya.
Tips selanjutnya dari John adalah pihaknya melakukan pelatihan kerajinan lokal. Ia mengatakan, akan melatih masyarakat untuk meningkatkan kualitas hasil kerajinan tangan.
“Sehingga produk lokal lebih menarik dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Selanjutnya ada pelatihan kuliner tradisional, ini merupakan program pelatihan kuliner yang akan diberikan untuk memperkenalkan dan mengembangkan makanan khas Jatiluwih.
“Tidak hanya lezat tetapi juga memiliki presentasi menarik bagi wisatawan,” ucapnya. Selanjutnya ada dukungan untuk sanggar Seni dan Budaya.
“Kami akan membantu sanggar-sanggar seni lokal agar dapat melestarikan tarian dan musik khas Tabanan. Sekaligus menghadirkan hiburan berkualitas bagi para wisatawan,” ujarnya.
Terakhir, ia melakukan perbaikan rumah untuk homestay. Dalam hal ini ia bersinergi dengan pihak terkait.
“Kami akan memperbaiki rumah-rumah penduduk agar memenuhi standar layak bagi penginapan wisatawan. Sehingga mereka bisa merasakan pengalaman otentik tinggal bersama masyarakat lokal,” ucapnya.
Ia optimis langkah-langkah ini akan memperluas manfaat pariwisata bagi masyarakat. Wisatawan tidak hanya menikmati keindahan alam dan budaya Jatiluwih.
“Tetapi juga berkontribusi langsung dalam mendukung pelestarian budaya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Dengan sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan wisatawan, Desa Jatiluwih akan terus menjadi contoh nyata bagaimana pariwisata dapat membawa dampak positif yang berkelanjutan bagi semua pihak,” ujar dia. (rri)