Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Timur kembali menggelar Festival Kopi Jawa Timur 2019. Ini adalah gelaran kedua setelah tahun lalu.
Pada tahun lalu, Festival Kopi Jawa Timur dilakukan dengan 4 kategori lomba, yaitu: brewing, latte art, East Java Signature Coffee, dan coffeepreneur business challenge.
Sementara untuk festival tahun ini yang digelar di Open Space Grand City Surabaya, lebih difokuskan pada proses pengolahan kopi (roastery dan inovasi produk).
Kepala Dinas Disperindag Provinsi Jawa Timur, Drajat Irawan mengatakan, digelarnya festival kopi ini adalah untuk mempromosikan kopi dan industri kopi Jawa Timur.
“Lewat ajang Festival kopi kali ini, diharapkan mampu menghadirkan IKM kopi terbaik Jawa Timur, serta menyajikan berbagai hasil kreatifitas dalam membuat olahan kopi,” ungkap Drajat Irawan disela gelaran Festival Kopi Jawa Timur 2019, Rabu (7/8) malam.
Selain festival kopi, juga digelar talkshow inspiratif tentang perkembangan bisnis kopi khususnya Jawa Timur, dengan mengundang beberapa pembicara dari berbagai bidang. Mulai pemerintahan, lembaga penelitian seperti Puslitkoka dan Coffeepreneur.
Sementara untuk seleksi peserta dalam festival kopi ini, telah dilakukan sebelumnya yang diselenggarakan di 3 kota (Surabaya, Malang, dan Jember) pada 15-19 Juli 2019.
Diikuti sebanyak 101 orang peserta yang mendaftar secara online, akhirnya terpilih 18 orang peserta lomba coffee roasting competition dan 30 orang peserta innovative product yang berkompetisi pada puncak Festival Kopi Jawa Timur 2019 ini.
Lebih jauh Drajat juga menjelaskan, Indonesia merupakan produsen kopi terbesar ke-4 dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia, dengan jumlah produksi rata-rata mencapai lebih dari 600 ribu ton per tahun.
“Produksi kopi Jawa Timur pada tahun 2017 mencapai 65,41 ribu ton atau berkontribusi lebih dari 10% rata-rata produksi kopi nasional. Dan bersama Sumatera Selatan, Lampung, Aceh, dan Sumatera Utara, Jawa Timur termasuk 5 provinsi penghasil kopi terbesar di Indonesia,” terang Drajat sambil menambahkan ada 5 kabupaten penghasil utama kopi di Jawa Timur, yaitu Banyuwangi, Jember, Malang, Bondowoso dan Blitar.
Bahkan kopi yang berasal dari wilayah Ijen (Bondowoso dan sekitarnya) yaitu Kopi Arabica Java Ijen Raung, telah mendapat sertifikat Indikasi Geografis (IG) pada tahun 2013. Dan kopi jenis ini sangat terkenal di luar negeri dengan sebutan Java Coffee.
“Untuk tahun 2019 ini, Jawa Timur kembali mengusulkan IG untuk Kopi Hyang Argopuro. Kedepannya, diharapkan ada kopi-kopi Jawa Timur lain yang mendapat IG,” pungkas Drajat.
Diketahui, ekspor kopi dan olahan kopi Jawa Timur pada tahun 2018 mencapai 187,09 juta Dollar AS, sebagian besar berupa biji kopi belum diolah (73,05%) dan kopi instan (22,17%).
Sisanya berupa kopi bubuk, biji kopi panggang (roasted), dan minuman kopi lainnya. Negara utama tujuan ekspor kopi antara lain adalah Mesir, Jepang, Italia, Amerika Serikat dan Taiwan. (ita)