KH Masjkur Tokoh Jawa Timur Ke-22 Penerima Gelar Pahlawan Nasional
KOMUNITAS PERISTIWA

KH Masjkur Tokoh Jawa Timur Ke-22 Penerima Gelar Pahlawan Nasional

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendampingi keluarga Alm K.H Masjkur, untuk menerima Gelar Pahlawan Nasional Tahun 2019 di Istana Negara Jakarta.

Penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada K.H Masjkur tersebut diserahkan secara langsung oleh Presiden RI Joko Widodo, Jumat (8/11). Gelar Pahlawan Nasional bagi KH Masjkur diterima oleh cucunya yakni Mia Anissa Muyassarah.

“Mewakili Pemerintah dan seluruh masyarakat Jawa Timur kami menyampaikan rasa syukur sekaligus bangga karena salah satu putra terbaik Jatim yakni K.H Masjkur, tahun ini dianugerahi gelar Pahlawan Nasional dari Presiden RI,” kata Khofifah.

Khofifah menyebut KH Masjkur adalah salah satu pahlawan nasional yang patut diteladani. Sosoknya dinilai berjasa besar terhadap bangsa dan negara, baik sebelum maupun sesudah kemerdekaan.

“Pengabdian beliau seutuhnya untuk negara ini, baik secara fisik maupun pemikirannya. Beliau juga mengabdikan dirinya untuk umat yakni lewat kontribusinya dalam pengembangan pendidikan Islam di tanah air,” terangnya.

Penganugerahan KH Masjkur sebagai pahlawan nasional, kata Khofifah, atas usulan masyarakat, sejarawan, dan pemerintah yang melihat perjuangan dan jasa-jasanya. Dukungan juga datang dari berbagai pondok pesantren dan perguruan tinggi baik di Jatim maupun luar Jatim.

Pemberian gelar ini diajukan melalui bupati/wali kota atau gubernur kepada menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sosial yakni Menteri Sosial.
Selanjutnya Menteri Sosial mengajukan permohonan usul pemberian gelar kepada presiden melalui Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.

Dengan diberikannya gelar pahlawan nasional tersebut, Khofifah mengajak masyarakat untuk meneladani nilai-nilai perjuangan yang dilakukan KH Masjkur.

Apalagi menyambut momen Hari Pahlawan 10 November mendatang, nilai-nilai kejuangan dan semangat kepahlawanan harus terus mengakar kuat untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

“Hari Pahlawan mengingatkan kita bahwa kemerdekaan tidak datang begitu saja melainkan melalui perjuangan dan pengorbanan luar bisa para pendahulu kita. Selayaknya semangat ini termasuk nilai-nilai perjuangan K.H Masjkur harus kita tanamkan dan teladani dalam kehidupan kita sehari-hari,” kata orang nomor satu di Jatim ini.

KH Masjkur yang lahir di Malang, 30 Desember 1904 dan wafat pada tahun 1994 ini pernah menjabat sebagai Menteri Agama Indonesia keenam yakni pada tahun 1947-1949 dan 1953-1955. Ia juga pernah menjadi anggota DPR RI tahun 1956-1971 dan anggota Dewan Pertimbangan Agung pada tahun 1968.

Keterlibatannya dalam perjuangan kemerdekaan menonjol di zaman pendudukan Jepang, yakni sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Ia juga tercatat selaku pendiri Pembela Tanah Air (Peta) yang kemudian menjadi unsur laskar rakyat dan TNI di seluruh Jawa. Ketika pertempuran 10 November 1945, namanya muncul sebagai pemimpin Barisan Sabilillah.

Enam Pahlawan
Selain K.H Masjkur, tokoh yang menerima Gelar Pahlawan Nasional dari Presiden RI berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 120/TK/Tahun 2019 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional tertanggal 7 November 2019, yaitu:

– Rohana Kuddus merupakan seorang aktivis sekaligus jurnalis perempuan asal Sumatra Barat. Almarhumah memperjuangkan hak-hak perempuan, terutama di bidang pendidikan;

– Sultan Himayatuddin Muhammad Saidi (Oputa Yii Ko) tokoh dari Sulawesi Tenggara, almarhum merupakan sosok pejuang gerilyawan yang menentang penjajahan Belanda di Kesultanan Buton;

– Prof Dr M Sardjito, merupakan perintis serta rektor pertama Universitas Gadjah Mada tahun 1950-1960 dan rektor UII tahun 1961-1970;

– Prof KH Abdul Kahar Mudzakkir, merupakan perintis UII dan menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI);

– AA Maramis, merupakan Menteri Keuangan era Presiden Soekarno dalam kabinet Presidensial. (sak)