Menuju Indonesia Terang 100%
PEMERINTAHAN PERISTIWA

Menuju Indonesia Terang 100%

Program elektrifikasi nasional di tanah air kini tinggal selangkah lagi mencapai 100%. Kementerian Sumber Daya Mineral (ESDM) mematok target tersebut rampung di 2024, menyusul sukses rasio elektrifikasi mencapai 99,78% di 2023. Angka ini naik dari 99,67% di tahun 2022. Artinya, kurang hanya 0,22 persen agar genap 100%, yang berarti seluruh daerah di Indonesia telah menikmati aliran listrik.

Sementara itu, merujuk data ESDM, untuk rasio desa berlistrik tercatat 99,83%. Dengan capaian seperti itu, wajar jika Kementerian ESDM pada 2024 mematok target 100 persen, seluruh rumah tangga di Indonesia dapat menikmati aliran listrik, baik rasio elektrifikasi dan rasio desa. Yang dimaksud dengan angka rasio elektrifikasi, adalah persentase perbandingan rumah tangga yang sudah mendapatkan listrik dengan total rumah tangga di Indonesia.

Sepanjang 10 tahun terakhir, capaian elektrifikasi ini angkanya terus meningkat secara signifikan. Ini tidak lepas dari inovasi Ditjen Kelistrikan Kementerian ESDM yang menginisiasi Program Bantuan Pasang Baru Listrik (BPBL) untuk memberikan bantuan kepada rumah tangga kurang mampu yang belum berlistrik.

Untuk 2023, program BPBL menyasar 83.000 target rumah tangga pada 32 provinsi. Program itu merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan akses listrik ke seluruh wilayah Indonesia sebagai wujud energi berkeadilan dan pencapaian target Rasio Elektrifikasi (RE) 100%.

Selain itu, juga karena dukungan dari banyak pihak, termasuk PT PLN dan pemerintah daerah yang mengalokasikan dana APBD berupa bantuan instalasi listrik gratis untuk masyarakat tidak mampu dengan menargetkan puluhan ribu Rumah Tangga Sasaran (RTS), serta program listrik perdesaan.

“Kita berupaya untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Jadi target elektrifikasi yang kita 100% itu diharapkan tahun 2024 bisa diselesaikan,” jelas Menteri Energi dan ESDM Arifin Tasrif pada konferensi pers bertajuk “Capaian Sektor ESDM Tahun 2023 dan Program Kerja Tahun 2024”, di kantor Kementerian ESDM Jakarta, Senin (15/1/2024).

Langkah Percepatan
Merujuk data Kementerian ESDM, sebagaimana disampaikan Menteri Arifin, sumber utama aliran listrik dari total 99,78% rumah tangga terlistrikan di Indonesia itu, sebanyak 98,32% listriknya berasal dari listrik PLN, dan 1,46% sisanya berlistrik non-PLN.

Kondisi Indonesia yang kepulauan dan besarnya populasi merupakan tantangan untuk meningkatkan rasio elektrifikasi. Peraturan Menteri ESDM nomor 38 tahun 2016 tentang Percepatan Elektrifikasi di Perdesaan Belum Berkembang, Terpencil, Perbatasan, dan Pulau Kecil Berpenduduk Melalui Pelaksanaan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Untuk Skala Kecil, merupakan salah satu upaya mempercepat peningkatan rasio elektrifikasi. Badan usaha milik daerah diharapkan memanfaatkan aturan itu untuk berpartisipasi meningkatkan rasio elektrifikasi dengan mengajukan izin wilayah usaha seperti yang dilakukan oleh PD Tuah Sekata di Pelalawan, Riau, misalnya.

Guna mewujudkan layanan listrik 100% untuk seluruh masyarakat di tanah air di 2024, Kementerian ESDM melakukan langkah identifikasi daerah yang belum terjangkau, yang remote, dan yang masih belum terlistrikan.

Hingga akhir Desember 2023, jumlah rumah tangga belum berlistrik diproyeksikan sebanyak 185.662 rumah tangga. Sementara itu, sebanyak 140 desa belum dialiri listrik. Dari jumlah tersebut, 12 desa di Provinsi Papua Barat Daya, sembilan desa di Papua, 56 desa di Papua Pegunungan, 47 desa di Papua Tengah, dan 16 desa di Papua Selatan. (indonesia.go.id)