Pengrajin Jatim Studi Tiru ke NTT
EKONOMI BISNIS PERISTIWA

Pengrajin Jatim Studi Tiru ke NTT

Penjabat (Pj) Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Timur Isye Adhy Karyono bersama pengrajin dari beberapa kabupaten/kota di Jatim melakukan kunjungan kerja ke Kota Kupang, NTT, Selasa (09/07).

Kunjungan Isye diterima hangat oleh Pj. Ketua Dekranasda NTT Sofiana Milawati Kalake dengan pengalungan selendang tenun asal Maumere di Gerai Dekranasda NTT.

Sebagai informasi, kunjungan ke NTT kali ini dilakukan selama 3 hari yakni dari tanggal 9 Juli – 11 Juli 2024. Dalam kunjungan tersebut Isye membawa rombongan pengrajin dari beberapa kota/kabupaten di Jatim yakni Surabaya, Kediri, Lamongan dan Jombang.

Tujuan dari kunker tersebut adalah untuk mempelajari lebih lanjut pembuatan kerajinan tenun yang selama ini menjadi unggulan dari NTT.

Dalam sambutannya, Isye menyampaikan, Jatim saat ini tengah melatih para pengrajin tenun di 38 kota/kabupaten agar mampu berkreasi menciptakan tenun khas daerahnya masing-masing.

“Di Jawa Timur dari 38 kota/kabupaten, yang sudah mengembangkan tenun ada 15. Sehingga kunjungan kami ke sini, bisa dibilang studi tiru. Kami ingin mencontoh NTT yang berhasil dalam produk tenunnya,” kata Isye.

Jatim sendiri, kata Isye, memiliki beberapa motif tenun yang terkenal. Salah satunya adalah tenun gedog yang berasal dari Tuban. Tenun lainnya seperti songket dari Lamongan dan tenun ikat dari Kediri. “Tenun gedog dari Tuban ini akan dijadikan ikon Hari Batik Nasional pada 2 Oktober 2024 mendatang,” ucapnya

Ia berharap usai kunjungan dari NTT, para pengrajin yang diikutsertakan ini mendapat wawasan dan pemahaman baru berkaitan dengan pembuatan corak dan motif tenun.

“Kami berharap selama 3 hari berkunjung di sini (NTT) dapat memberikan inspirasi bagi para pengrajin kami dalam pengembangan kualitas tenun di Jatim,” katanya.

Sementara itu Pj. Ketua Dekranasda NTT Sofiana Milawati Kalake menyampaikan apresiasi dan terimakasih karena telah memilih NTT sebagai tujuan kunjungan pengembangan tenun.

“Kami berterimakasih kepada Bu Isye yang telah memilih NTT sebagai lokasi tujuan. NTT sendiri memiliki 21 kabupaten dan 1 kota, dan semuanya memiliki ciri khas tenunnya masing-masing,” katanya.

Dari data Dekranasda NTT tahun 2022, Kekayaan motif kain tenun adat NTT tercatat sekitar 737 ragam motif tenun. “Motif yang ada ini sangat banyak dan bervariasi. Di setiap daerah punya motif dan ciri khasnya tersendiri,” pungkasnya.

Di akhir ia berharap, kunjungan yang dilakukan kali ini tidak hanya menjadi bersifat sementara namun dapat berlanjut ke kerjasama antar dua wilayah khususnya berkaitan dengan tenun. (ita)