RSSA Malang Makin Profesional
KESEHATAN PERISTIWA

RSSA Malang Makin Profesional

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan Gedung Rehabilitasi Medik Terpadu dan Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Dr Saiful Anwar (RSSA) Provinsi Jatim di Halaman Gedung Rehabilitasi Medik Terpadu dan Manajemen RSSA, Kota Malang, Sabtu (11/11).

Prosesi peresmian ditandai dengan penekanan sirine yang dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti oleh Gubernur Khofifah didampingi Anggota Komisi E DPRD Prov Jatim Muhammad Rosyidi, Pj Walikota Malang Wahyu Hidayat, Kepala Dinas Kesehatan Erwin Astha Triyono, Direktur RSSA D. dr Mochamad Bachtiar Budianto, dan Ketua Dewan Pengawas RSUD Saiful Anwar Malang Prof M Mas’ud Said.

Pembangunan gedung setinggi 7 lantai membutuhkan waktu 3 tahun dengan biaya kurang lebih Rp 95 miliar. Biaya pembangunan gedung murni tidak menggunakan anggaran APBD Jatim. Tetapi, seluruh biaya yang mencapai Rp 95 miliar ini dicover penuh dari Dana Bagi Hasil Cukai dan Tembakau (DBHCT) Provinisi Jatim. Dimana biaya tersebut dicairkan secara bertahap dalam waktu tiga tahun mulai tahun 2020.

Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa dengan hadirnya gedung baru pelayanan rehabilitasi medik terpadu dan manajemen menjadi nafas dan harapan baru bagi masyarakat. “Dengan infrastruktur yang makin bertambah, maka peningkatan kualitas pelayanannya juga harus berseiring,” ucapnya.

Lebih lanjut, Gubernur Khofifah juga mengatakan bahwa rumah sakit harus memiliki interkoneksi diantara subsistem di dalam suatu sistem layanan rumah sakit dalam ekosistem digital.

Selain infrastruktur, Khofifah juga menyampaikan bahwa dalam menunjang kualitas pelayanan penting untuk menanamkan dan menumbuhkan mental kultur melayani bagi seluruh elemen rumah sakit.

“Bukan hanya bagi dokter dan perawat saja. Tapi keseluruhan sampai satpam juga harus punya mental kultur melayani. Saya minta tolong ini yang ditata hulu hilir,” tegasnya.

Ia menceritakan bagaimana RS di Singapura yang memiliki infrastruktur biasa saja, tapi memiliki kualitas pelayanan yang sangat baik sehingga masyarakat setempat hingga yang ada di Indonesia sangat ingin dirawat di sana.

“Bagaimana membangun top of mind masyarakat saat sakit dan ingin dirawat di suatu rumah sakit tertentu ini sangat dibutuhkan. Saya harap tiga RS di Jatim seperti RSUD Dr. Soetomo, RSUD Saiful Anwar dan RSUD Dr. Soedono bisa memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif,” katanya.

“Jangan sampai terjadi capital flight, karena mereka mempercayakan pelayanan ke Luar Negeri. Karena pada tahun 2021 nilai capital fligt Indonesia cukup tinggi untuk berobat ke luar negeri yakni Rp. 164 Triliun. Saya rasa apa yang telah dilakukan RSUD Dr. Soetomo bisa dijadikan referensi. Bahwa layanan VVIP itu memang dibutuhkan kalangan high class society yang memerlukan privasi tertentu ,” imbuhnya.

Apa yang sudah dicontohkan oleh Khofifah, mengenai standar pelayanan di RS Luar Negeri diharapkan mampu dijadikan referensi dalam standar pelayanan RSUD Saiful Anwar dan seluruh rumah sakit yang ada di Jatim.

“Saya rasa kita memiliki kemampuan luar biasa yang didukung pula dengan alat kesehatan yang modern serta kompetensi nakes yang handal sehingga mampu memiliki standar tersebut. Juga nanti kalau memang membutuhkan konsultan bisa kita hadirkan . Ini adalah upaya untuk menjadikan Top of Mind pelayanan yang lebih baik rumah sakit di Jatim,” katanya.

Pelayanan Rehabilitasi Medik Terpadu RSSA melayani kebutuhan pasien secara holistik. Mulai dari anak-anak dengan gangguan tumbuh kembang serta remaja dengan keluhan kecelakaan lalu lintas hingga cidera olahraga. Tidak hanya itu, bagi lansia yang memiliki gangguan degeneratif (nyeri pinggang, nyeri lutut) juga bisa dilayani di sini.

Selain itu, rehabilitasi medik terpadu memiliki layanan unggulan yakni pelayanan stroke. Sebab, RSSA memiliki alat terapi untuk menstimulasi motorik dan sensorik serta gangguan koginitif pasien stroke. Alat tersebut juga bisa diperuntukkan bagi anggota gerak atas dan anggota gerak bawah pasien stroke.

Gedung rehabilitasi medik terpadu ini memiliki beberapa fasilitas. Diantaranya, Ruang Terapi Whole body training, Ruang Terapi Cog training, Ruang Terapi Okupasi Dewasa, Ruang Terapi Wicara Dewasa, Ruang Gymnasium Anak, Ruang Terapi Modalitas, Klinik radio respirasi, dan Rehabilitasi medik umum.

Hal tersebut juga didukung dengan tim yang memiliki latar belakang multiprofesi. Bukan hanya dari dokter spesialis rehabilitasi medik, melainkan juga didukung dengan para terapis yang memiliki keahlian terapi wicara, terapi okupasi, fisoterapis, hingga psikis sosial medis.

Rehabilitasi medik terpadu RSSA ini juga turut mengedepankan bukan hanya sembuh dari sebuah penyakit melainkan juga berfokus meningkatkan kualitas dan kemandirian pasien yang telah sembuh menuju kembali bekerja sebagai makhluk sosial. (ita)