Solar Cell, Hematkan Biaya Listrik Surabaya
KOMUNITAS PERISTIWA

Solar Cell, Hematkan Biaya Listrik Surabaya

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menggunakan teknologi solar cell atau pembangkit listrik tenaga matahari yang diaplikasikan ke sejumlah titik Traffic Light (TL), penerangan jalan umum, rumah pompa, Terminal Purabaya, sekolah, hingga kantor instansi pelayanan publik.

Selain bertujuan untuk meminimalisir saat gangguan listrik padam, teknologi ini juga bermanfaat pada penghematan anggaran yang dikeluarkan Pemkot Surabaya.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, pengunaan solar cell di lingkungan Pemkot Surabaya dimulai pada tahun 2016. Awalnya saat itu terjadi peristiwa angin puting beliung yang menerjang di sejumlah kawasan Kota Surabaya.

Imbasnya, sejumlah kantor instansi pemerintahan tidak bisa melayani karena aliran listrik terganggu akibat puting beliung tersebut.

“Selain itu sejumlah ruas jalan juga mengalami kemacetan lalu lintas akibat dari lampu traffic light yang tidak berfungsi dengan baik karena aliran listrik terganggu,” kata Wali Kota Risma saat ditemui usai menghadiri acara tasyakuran Peringatan HUT Korem 084/Bhaskara Jaya ke-53 di Aula Bhaskara Jaya Makorem, Selasa (06/08).

Oleh karena itu, Risma kemudian memutuskan untuk menggunakan teknologi solar cell tersebut. Terbukti, hingga saat ini Pemkot Surabaya belum pernah mengalami kendala saat melayani warganya yang diakibatkan putusnya aliran listrik.

“Kemudian kita pasang (solar cell), sekarang ada 100 titik, kita sudah pasang hampir 70 persen,” jelasnya.

Risma mengungkapkan, dahulu Pemkot Surabaya harus mengeluarkan biaya sekitar Rp 1 juta per bulan untuk satu titik traffic light. Biaya itu digunakan untuk daya serta instalasi listrik.

Namun sekarang, pemkot hanya mengeluarkan biaya untuk sewa meteran sekitar Rp 90 ribu. “Sebab, semua itu memang harus ada redundant nya (back up) tidak bisa hanya mengandalkan satu,” ujarnya.

Selain memasang solar cell, Pemkot Surabaya juga menambahkan genset pada rumah-rumah pompa yang tersebar di Kota Surabaya.

Menurut Risma, salah satu piranti penting dalam mencegah banjir adalah rumah pompa. Terdapat 56 titik rumah pompa yang terpasang genset untuk mengatasi situasi apabila terjadi keterbatasan energi listrik.

“Jadi kita cover kalau listrik mati itu masih nyala, kemudian itu (solar cell – genset) kita jaga supaya bisa tercover terus,” pungkasnya. (ita)