Surabaya Bangun Rumah Pompa Petekan
KOMUNITAS PERISTIWA

Surabaya Bangun Rumah Pompa Petekan

Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bakal memiliki rumah pompa baru yang berada di ujung sungai Kalimas, tepatnya sisi sebelah utara Jembatan Petekan.

Hal ini sebagai upaya untuk mengantisipasi terjadinya banjir air rob di wilayah utara dan tengah kota. Karena, selama ini flow dari air laut masuk melalui sungai dan mengalir ke saluran-saluran kecil ke dalam kota, sehingga terjadi banjir.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, selama ini jika air laut mengalami pasang, masuk ke dalam kota melalui aliran sungai. Karena tidak adanya rumah pompa di lokasi tersebut, sehingga beberapa wilayah terjadi banjir.

“Misalkan di kali sosok, Kalimas Timur, di sini, ini ndak hujan tiba-tiba banjir. Nah itu asalnya dari (air) rob, termasuk sampai Kalisari,“ kata Wali Kota Risma saat menijau pengerjaan rumah Pompa Petekan, Sabtu, (29/12).

Seharusnya, lanjut dia, ada back water yang berfungsi mengatur elevansi permukaan air laut. Jika air laut pasang, maka rumah pompa petekan nanti dapat berfungsi sebagai pengontrol elevansi permukaan air.

Apalagi, selama ini permukaan air laut tiap tahun terus mengalami peningkatan, dampak dari global warming. Maka dari itu, pembangunan rumah pompa petekan ini menjadi salah satu prioritas utama pemkot untuk mencegah timbulnya banjir air rob.

“Kalau air laut pasang ini kan ada pintu, kita tutup, jadi dia (air) ndak masuk. Selama ini kan ndak ada. Sebetulnya penyebabnya (banjir) ndak ada pintu air di sini. Kalau ini bisa efektif, ini bisa menyelamatkan seluruh kota,” ujarnya.

Disamping berfungsi sebagai pengendali banjir dampak dari air rob, Risma mengaku, nantinya di lokasi tersebut dapat dimanfaatkan sebagai objek wisata air baru.

Karena selama ini, jika air laut surut maka perahu tidak bisa lewat dan sebaliknya. Namun, jika ada rumah pompa, pihaknya dapat mengontrol permukaan air sungai agar bisa stabil.

“Kalau ini nanti ada pompa, ada pintu, maka bisa kita kendalikan permukaan air sungai itu. Jadi bisa tetap untuk wisata, bisa tetap untuk pengendalian banjir dampak air rob,” jelasnya.

Bahkan menurutnya, suatu saat air sungai di wilayah itu, bisa menjadi sumber air baku baru. Dengan adanya rumah tersebut, dapat berfungsi sebagai pengontrol aliran air sehingga tidak langsung terkontaminasi dengan laut.

“Suatu saat mungkin bisa menjadi sumber air baku baru, karena kita bisa kendalikan tidak terkontaminasi air laut,” tuturnya.

Pihaknya memastikan, pembangunan rumah pompa petekan itu bisa selesai pada akhir tahun 2019, sehingga bisa segera difungsikan. Saat ini, pengerjaannya sudah selesai tahap pondasi bangunan. “2019 kita lanjutkan, kita tinggal rumah bangunan atas, sama pompa,” terangnya.

Sementara untuk desain rumah pompa, ia mengaku akan melakukan konsultasi dan komunikasi dengan pihak konsultan dan para ahli. Sebab, rumah pompa petekan sistemnya bukan seperti pematusan yang sifatnya mengosongkan air. Namun sifatnya untuk menstabilkan permukaan air.

“Nanti coba saya komunikasi dengan konsultan perencananya. Ini desainnya beda dengan rumah pompa yang lain. Makanya nanti saya komunikasikan dengan para ahli juga konsultan,” pungkasnya. (ita)