Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) terus berupaya menggenjot produksi ikan kerapu cantang seperti di 3 Provinsi yaitu Jatim, Kaltim dan NTB, melalui program bantuan benih ikan kerapu cantang berkualitas.
Bantuan benih ikan kerapu cantang berkualitas tersebut disalurkan untuk menstimulus kegiatan budidaya ikan kerapu cantang. Selain itu juga untuk mendukung peningkatan produksi perikanan budidaya dan menambah stok sumber daya ikan di perairan umum.
Guna menjamin benih yang beredar memenuhi standar kualitas yang baik, Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo sebagai perpanjangan tangan DJPB KKP terus memproduksi benih ikan kerapu cantang dengan mengacu pada prinsip-prinsip Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB).
Benih tersebut kemudian disalurkan kepada 6 Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) yang tersebar di Kabupaten Banyuwangi dan Pamekasan, Provinsi Jawa Timur. Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur, dan Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Langkah kongkrit itu digulirkan juga bertujuan untuk memupuk semangat para pembudidaya ikan kerapu cantang dalam mengembangkan usahanya.
Kepala BPBAB Situbondo, Boyun Handoyo menyatakan, hingga akhir Mei 2023 bantuan benih ikan kerapu cantang yang dihibahkan kepada Pokdakan sudah tercapai sebesar 45.100 ekor atau 43,02 persen. Sedangkan targetnya di 2023 ini yaitu sebesar 104.839 ekor.
Selain benih ikan, dukungan lain yang diberikan ke Pokdakan yaitu bimbingan teknis tentang budidaya perikanan, juga berupa bantuan sarana dan prasarana. “Dengan skema hibah benih ini diharapkan para pembudidaya akan terpacu untuk melakukan dan meningkatkan produksi ikan kerapu cantang, sehingga pendapatan dan devisa negara bisa meningkat,” jelas Boyun dalam keterangamya, Selasa (20/06)
Sebelum benih ikan kerapu cantang didistribusikan, lanjut dia, benih yang dipanen tidak diberi makan selama 24 jam. Upaya ini dilakukan agar ikan yang dikirim tidak muntah di dalam kantong plastik yang digunakan untuk packing.
Selain itu, agar keadaan benih ikan kerapu yang dikirim ke tempat tujuan kondisinya bisa tetap sehat dan segar, maka pengemasan perlu dilakukan tertutup di kantong packing ikan. Sedangkan untuk pengisian air dan oksigen perbandingannya sebanyak 1:3, sementara suhu yang digunakan yaitu 21-25 derajat Celcius.
“Salah satu kendala yang dapat terjadi adalah ketika dalam pendistribusian benih menempuh jarak hingga mencapai 24 jam, sehingga perlu adanya pengkondisian yang sangat baik terhadap kesehatan benih yang diperbantukan, perlu juga adanya repacking benih agar kualitas air dan benih dapat selalu terjaga,” terang Boyun.
Apabila jarak pengiriman terlalu jauh, kata dia, pengangkutan bisa dilakukan secara terbuka menggunakan wadah tangki dengan menambahkan oksigen murni.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu menjelaskan, ikan kerapu cantang ini merupakan salah satu jenis ikan laut yang memiliki nilai ekonomi tinggi, pasarnya juga relatif terbuka, baik itu di level domestik maupun untuk memenuhi kebutuhan ekspor.
BPBAP Situbondo terus berupaya mendukung ketersediaan benih berkualitas, serta bebas dari penyakit. “Untuk meningkatkan produksi ikan kerapu, salah satu yang menjadi poin utama yaitu dengan benih ikan berkualitas. Jika budidaya ikan didukung dengan benih yang berkualitas saya yakin panennya juga bisa maksimal, kesejahteraan masyarakat bisa terwujud, pendapatan negara juga meningkat,” tutur Tebe, panggilan akrabnya.
Selain itu, pendampingan ke masyarakat pembudidaya ikan kerapu cantang secara terukur dan berkala terus dilakukan. Terpenting juga KKP akan terus mendukung suplai benih berkualitas melalui penataan sistem logistik benih di sentra produksi budidaya.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Sakti Wahyu Trenggono, mendorong jajarannya agar terus mengembangkan potensi budidaya ikan kerapu cantang yang sudah berjalan di Situbondo, Jawa Timur. Selain karena sudah bisa menguasai teknologi budidayanya, nilai jual komoditas tersebut juga tinggi. (ist)