Wewey Wita, Medali Emas Seperti Kekasih
PROFIL

Wewey Wita, Medali Emas Seperti Kekasih

Usianya baru 25 tahun, dengan rambut dikuncir, perempuan berparas cantik itu berlatih keras pencak silat di Padepokan Taman Mini Indonesia Indah. Berkali-kali tendangan keras kaki kanan dan kiri tepat mendarat di sasaran target.

Siapa dia ? Ya, dia adalah salah satu atlet pencak silat andalan Indonesia kategori tanding di Asian Games 2018 nanti yang bernama Wewey Wita.

Sekilas nama “Wewey” terdengar unik dan tidak umum. Ternyata nama itu adalah versi lain dari “Yeo Chuwey” yang artinya “nomor satu”.

Nama itu pemberian sang ayah yang berasal dari Singapura. Sementara sang kakek tetap ingin ada nama Indonesia yang pada akhirnya diberi nama “Wita”.

Jadilah ia akrab dengan nama “Wewey Wita” dan nama itu secara administrasi sudah terdaftar sejak ia masuk ke sekolah dasar.

Arti kata “nomor satu” yang melekat pada namanya ternyata benar-benar dibuktikan oleh perempuan kelahiran Tangerang 13 Februari 1993 tersebut. Bakat seorang Wewey untuk menjadi atlet pencak silat memang sudah terlihat ketika dirinya mengikuti pencak silat pada kelas 5 Sekolah Dasar.

Meski awalnya, tidak mendapat persetujuan dari ibunya, namun Wewey ternyata mampu mengikuti gerak dan jurus pencak silat yang diajarkan di ektrakurikuler sekolahnya.

“Ketika saya ikut silat, sebetulnya sembunyi-sembunyi karena tidak diizinkan oleh orang tua. Kata mama waktu itu kok perempuan latihannya seperti itu, nggak perempuan banget,” kenang Wewey.

Apa yang ditakutkan oleh orang tuanya ternyata mampu di jawab oleh Wewey dengan prestasi. Wewey terpilih sebagai atlet yang mewakili Jawa Barat dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 di Riau.

Turun di kelas C (55-60kg), Wewey Wita mampu meraih medali emas. Prestasi itupun langsung mendapatkan dukungan dari orang tuanya hingga sekarang. Hasil itu membuat namanya melejit hingga ke level nasional.

Di tahun yang sama, Wewey sudah berjauhan dengan keluarga karena dikarantina untuk menghadapi SEA Games dan kejuaraan internasional lainnya. Di sinilah ia belajar arti kehidupan. Bersama pencak silat Wewey mengenal kehidupan.

“Di pencak silat saya belajar hidup disiplin, belajar hidup mandiri karena sedari kecil saya sudah jauh dari orang tua karena pencak silat. Selain itu saya diajarkan struggle, berani mengambil keputusan. Banyak sekali hal yang saya dapatkan dari pencak silat terutama tempat tinggal pun saya dikasih dari pencak silat,” ujar Wewey.

Setelah bergabung dengan pelatnas, kemampuan dan Wewey pun terus meningkat. Pada Asean Games 2017 di Malaysia lalu, air mata Wewey pou terurai ketika dirinya berhasil memboyong medali emas setelah dinyatakan menang atas atlet Vietnam.

Kemenangan itupun menjadi berharga baginya, karena SEA Games sebelumnya (2013 dan 2015), Wewey hanya sumbang medali perak.

Kini, Wewey tengah membidik medali emas untuk Indonesia pada Asian games Agustus nanti. Pertama kali dipertandingkan di ajang Asian Games akan menjadi kesempatan bagi Wewey untuk membuktikan kemampuannya sebagai atlet pencak silat Indonesia.

Berbagai persiapan sudah ia lakukan, banyak sekali try in maupun try out yang dilakukan agar tim pencak silat Indonesia dapat tampil maksimal Agustus nanti.

Bahkan Wewey mengaku bahwa medali emas tak ubahnya seperti kekasih. Sosok yang harus diperjuangkan dan keberadaanya harus dijemput dengan penuh suka cita.

“Yang jelas saya Alhamdulillah sangat bersyukur bisa menjadi tim Asian Games. Sungguh tidak terbayang dan tidak terpikirkan bahwa saya bisa jadi bagian dari tim. Jadi harapan saya sekarang, bisa memberikan yang terbaik untuk Indonesia sekaligus mengharumkan nama pencak silat,” kata Wewey. (sak)