Wisma Atlet Siap Tampung Lonjakan
KESEHATAN PERISTIWA

Wisma Atlet Siap Tampung Lonjakan

Kasus Covid-19 kerap terjadi setelah libur panjang. Oleh karena itu, libur lebaran kali ini pun diperkirakan akan menyebabkan adanya lonjakan kasus positif Covid-19. Meskipun sudah dilakukan penyekatan dan melarang warga untuk mudik, tetap saja ada warga yang pulang kampung. Oleh karenanya tetap perlu diantisipasi. Begitu pula halnya dengan adanya temuan keramaian di sejumlah tempat wisata.

Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurrachman dan Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran mengatakan siap mengantisipasi lonjakan kenaikan angka kasus Covid-19 di Ibu Kota Jakarta pascaarus mudik dan arus balik lebaran 2021 serta potensi kerumunan di objek wisata selama libur panjang lebaran.

“Pada hari ini juga saya bersama Kapolda mengecek Tower 5 dan Tower 6 (RSDC-19 Wisma Atlet, Kemayoran) dan akan mengecek dan melihat secara langsung pasien yang ada di sana,” kata Dudung Abdurrachman, pekan lalu di kompleks Wisma Atlet Kemayoran.

Mereka datang untuk mengecek kesiapan tenaga kesehatan, unsur keamanan, dan sarana prasarana yang ada di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, khususnya dalam menghadapi lonjakan kenaikan kasus pascamudik lebaran 2021.

Hal yang diperiksa Dudung dan Fadil adalah kesiapan para personel TNI-Polri, para tenaga kesehatan, unsur pengamanan, serta memeriksa kesiapan sarana prasarana yang tersedia di RSDC-19 Wisma Atlet.

Sebelumnya, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menegaskan, usai libur panjang diprediksi terjadi kenaikan kasus virus corona (Covid-19). Begitu pula usai libur lebaran seperti saat ini. Doni mengatakan, belajar dari pengalaman 1 tahun terakhir, kasus aktif yang meningkat setelah libur panjang itu berada pada kisaran antara 78% sampai 116%.

“Sedangkan angka kematiannya berkisar antara 46% sampai dengan 75%. Ini terjadi setiap libur panjang,” katanya.

Kunjungan Wisata

Perlu diketahui, sejumlah objek wisata di Ibu Kota Jakarta, seperti Ancol Taman Impian, Taman Margasatwa Ragunan, dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), serta Kepulauan Seribu, mengalami peningkatan jumlah pengunjung drastis meski sudah dibatasi kapasitas maksimal 30% oleh pemerintah.

Selain itu sejumlah pemudik tetap memaksakan melaksanakan mudik Idulfitri dengan melakukan kucing-kucingan di sejumlah travel gelap, truk barang, ambulans, serta pengemudi sepeda motor yang menerobos titik penyekatan larangan mudik di Kedung Waringin, perbatasan Kabupaten Bekasi dengan Kabupaten Karawang, beberapa waktu lalu.

Koordinator Satgas Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC-19) Wisma Atlet Kemayoran Mayjen (CKM) Tugas Ratmono menyebutkan, pihaknya menyiapkan empat tower yaitu 4, 5, 6, dan 7 dengan kapasitas 5.994 tempat tidur dan tingkat akupasinya baru 15,5 persen. Masih ada 5.000-an tempat tidur tersedia untuk menghadapi potensi lonjakan kasus Covid-19 usai libur lebaran. Bahkan jika memang terjadi lonjakan yang signifikan, maka kapasitas pun akan ditambah hingga 10.000 tempat tidur.

“Kita punya 4–5 ribu lebih kamar. Yang kita siapkan 5.994. Dengan ada 929 maka kita punya kapasitas 5.000 lebih. Ini cukup aman kapasitasnya kalau ada lonjakan kasus Covid-19,” ujar Tugas Ratmono.

Sementara itu, sejak beroperasi 23 Maret 2020 hingga hari ini, akumulasi pasien yang dirawat di RS Wisma Atlet mencapai 83.496 orang. Pasien yang sudah keluar sebanyak 82.565 orang, dengan rincian pasien rujuk ke RS lain 850 orang, pasien sembuh 81.628 orang, dan meninggal 87 orang.

Jumlah pasien di RS Wisma Atlet sempat mencapai puncaknya pada 18 Januari 2020. Saat itu, pasien Covid-19 yang dirawat di RS Wisma Atlet mencapai 4.959 orang. Namun sejak Maret, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di RS Wisma Atlet mulai menurun seiring dengan berkurangnya kasus positif Covid-19 di wilayah Jakarta.

Koordinator RSDC Wisma Atlet yang juga Kepala Pusat Kesehatan, Tugas Ratmono mengatakan bahwa sejak Agustus 2020 hingga Mei 2021 jumlah pasien terus mengalami penurunan. Bahkan saat ini hanya ada 929 pasien yang masih menjalani perawatan di Wisma Atlet.

“Saya kira ini sejak Agustus-Mei 2021 ini adalah yang terendah. Kalau kita lihat kurvanya landai atau flat curve. Flat curve ini merupakan suatu tanda pengendalian pandemi Covid-19 cukup baik,” kata Tugas. (indonesia.go.id)