Ganjar Sapa Peserta Festival Pelajar Nusantara
KOMUNITAS PERISTIWA

Ganjar Sapa Peserta Festival Pelajar Nusantara

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyapa puluhan ribu pelajar yang mengikuti Festival Pelajar Nusantara di Stadion Manahan, Senin (31/10). Selain yang hadir secara luring di Stadion Manahan, acara itu juga diikuti oleh pelajar dari berbagai daerah se-Indonesia.

Ganjar memberikan semangat agar pelajar memiliki cita-cita tinggi dan memiliki karakter yang sesuai dengan nilai Pancasila.

Ada tiga pesan yang disampaikan Ganjar Pranowo saat menyapa para pelajar nusantara itu. Pertama, Ganjar berpesan agar selalu mencintai kebudayaan. Sebab bangsa Indonesia memiliki kepribadian dari berbagai kebudayaan yang mesti dijaga oleh generasi muda.

“Kedua, saya ingatkan, awas dalam mencapai cita-cita, ada banyak gangguan dari nilai-nilai yang tidak sesuai dengan Pancasila, gangguan narkoba, gangguan terorisme karena mereka akan bisa menjadi objek, maka mesti hati-hati,” katanya, saat memberikan semangat kepada para pelajar.

Terkait gangguan dalam menggapai cita-cita itu, Ganjar tidak hanya berpesan kepada para pelajar. Ia juga menegaskan, peran orang tua dan guru sangat penting dengan memberikan contoh baik, bukan justru terlibat dengan hal-hal yang tidak sesuai dengan Pancasila.

“Tidak hanya kepada pelajar, gurunya pun kita titipi agar mereka bisa ikut menyaring, jangan ikut terlibat. Itu saya kasih peringatan yang cukup keras,” kata Ganjar.

Berikutnya, gubernur berpesan kepada para pelajar agar menyiapkan masa depannya dengan baik. Jangan sampai di antara mereka tidak terjerumus dalam pernikahan dini. Dalam hal ini Ganjar juga menekankan gerakan “Ojo Kawin Bocah” untuk mengurangi kasus pernikahan dini di Jawa Tengah.

“Kita sedang membuat gerakan Aja Kawin Bocah agar pernikahan dini anak ini juga bisa kita kurangi. Maka anak-anak musti kita siapkan dan kita berikan ruang kreatif sebanyak-banyaknya,” katanya.

Ditambahkan, ruang kreatif yang luas itu bertujuan agar anak muda benar-benar dapat mengembangkan potensi atau talenta yang mereka miliki. Ini juga berkaitan dengan merdeka belajar yang digaungkan pemerintah.

“Kalau kita bicara merdeka belajar, anak-anak pun sudah diajari bagaimana mereka bisa memerdekakan diri sehingga banyak pilihan. Seluruh potensi dan talentanya bisa dikeluarkan bersama, sehingga ruang-ruang ini bisa kita pakai sebagai ruang apresiasi kepada mereka, dan mereka menjadi subjek,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Ganjar menjelaskan, angka pernikahan dini di Jawa Tengah terhitung cukup tinggi. Maka ia juga mengajak para pelajar untuk menjadi juru kampanye di lingkungan dan kelompok masing-masing.

Hal itu dinilai efektif, karena mereka yang berada dalam satu kelompok atau lingkungan akan lebih mudah dalam berkomunikasi. Pesan yang disampaikan pun akan jauh lebih efektif.

“Aja Kawin Bocah itu agar anak-anak tidak menikah dini ya, saatnya usia belajar, belajarlah karena negara memberikan fasilitas akses pendidikan dan beasiswa. Maka kemudian mereka mesti kita kawal, kita siapkan, agar mereka bisa mencapai cita-citanya. Jangan cepat-cepat menikah. Ini kita dorong, termasuk orang tuanya juga yang mesti menyiapkan itu,” tandasnya. (hms)