Mewujudkan Trans-Sulawesi Kereta Api
PEMERINTAHAN PERISTIWA

Mewujudkan Trans-Sulawesi Kereta Api

Sektor infrastruktur menjadi salah satu fokus utama di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Melalui infrastruktur, konektivitas terdongkrak dan merangsang pertumbuhan ekonomi di pelbagai wilayah tanah air.

Tidak itu saja. Pembangunan infrastruktur diyakini merupakan implementasi mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat. Pembangunan tidak lagi terfokus di Jawa saja, melainkan di seluruh daerah di Indonesia.

Bisa jadi, ide di atas itulah yang melandasi mimpi mewujudkan jalur kereta api Trans-Sulawesi, sebuah jaringan jalur kereta api yang dibangun untuk menjangkau daerah-daerah penting di Pulau Sulawesi.

Akhirnya, mimpi adanya konektivitas yang menjangkau seluruh Sulawesi diwujudkan dengan pembangunan jaringan jalur kereta api Trans-Sulawesi yang dimulai pada 2015.

Dengan panjang mencapai 2.000 kilometer, jalur tersebut tentu tidak bisa dibangun secara langsung. Oleh karenanya, pembangunan Trans-Sulawesi pun dilakukan secara bertahap. Untuk tahap I, pembangunan yang dilakukan adalah jalur kereta api dari Makassar hingga Parepare.

Pengembangan tahap I Jaringan Kereta Api Nasional Trans Sulawesi itu juga tercantum dalam RPJMN 2020-2024, yang pembangunannya dimulai dari Provinsi Sulawesi Selatan. Untuk investasi proyek perkeretaapian Trans-Sulawesi diperkirakan anggarannya mencapai Rp9 triliun.

Pendanaan proyek itu dilakukan melalui skema kemitraan pemerintah dan badan usaha (KPBU), yang dinilai sebagai solusi pembiayaan infrastruktur. Di masa pandemi Covid-19, skema tersebut dipandang cocok untuk mendukung konektivitas sehingga dapat mendorong peningkatan ekonomi secara luas.

Sejak groundbreaking pada 2015, proyek ini mulai menunjukkan hasil, setelah sempat terhambat akibat adanya wabah Covid-19. Pemerintah sendiri menargetkan jalur kereta api tersebut sudah bisa beroperasi pada Oktober 2022, dari semula sempat ditargetkan pada pertengahan 2020.

Penyampaian target operasi ini disampaikan Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, yang mendampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, saat meninjau perkembangan pembangunan jalur kereta api tersebut.

“Sesuai yang Pak Menhub sampaikan (targetnya) adalah pada Oktober 2022. Kami sebagai pemerintah provinsi dan kabupaten/kota mendukung,” kata Andi Sudirman seperti dilansir Antara, Sabtu (28/05).

Dalam inspeksi itu Budi Karya dan Andi Sudirman melakukan peninjauan menggunakan helikopter yang kemudian dilanjutkan dengan kereta api inspeksi dari Stasiun Tanete Rilau ke Pelabuhan Garongkong di Kabupaten Barru.

Perjalanan berjarak 16 kilometer ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit. “Kami siap untuk mendukung, termasuk pariwisata. Kita ada Geopark Rammang-Rammang yang akan kita perbaiki dengan standar yang saat ini menuju asesmen UNESCO,” kata Andi.

Dia mengatakan, proyek kereta di Makassar ini merupakan yang pertama di Indonesia bagian timur. Oleh karena itu, Andi Sudirman mengaku sangat mengapresiasi komitmen pemerintah pusat untuk memastikan proyek strategis nasional (PSN) ini dapat berlanjut.

“Ini yang pertama di Indonesia timur dan mudah-mudahan menjadi legacy dan dapat memudahkan transportasi,” ucapnya.

Sementara itu, Menhub Budi dalam pernyataan terpisah menyebutkan, dari tiga target utama penyelesaian proyek KA Makassar-Parepare, target pertama yang akan diselesaikan yaitu jalur KA Maros-Barru sepanjang kurang lebih 71 Km.

Ditargetkan jalur yang dilalui delapan stasiun tersebut sudah bisa beroperasi melayani angkutan KA penumpang perintis pada Oktober 2022, dengan tujuan Stasiun Maros ke Stasiun Barru (PP).

“Setelah dua tahun pandemi, ternyata perkembangan dari pembangunan proyek ini sangat signifikan. Direncanakan pada Oktober kereta akan mulai beroperasi,” ujar Menhub Budi.

Selain sebagai angkutan penumpang perintis, kereta itu juga akan difungsikan sebagai kereta wisata menuju sejumlah objek wisata di Sulawesi Selatan yang potensial, seperti di daerah Kabupaten Barru dan Desa Wisata Rammang-Rammang.

“Saya mendorong pemda bersama stakeholder pariwisata mengembangkan wisata di sini, mulai dari kulinernya, juga pemandangan gunung, sawah, dan laut yang indah,” ujarnya.

Lebih lanjut, Menhub Budi mengatakan, target kedua yaitu menyelesaikan jalur KA yang menghubungkan ke Pelabuhan Garongkong dan pabrik semen Tonasa (Maros-Pangkep-Barru) untuk melayani angkutan KA logistik, serta perpanjangan jalur KA dari Stasiun Maros ke Stasiun Mandai, yang ditargetkan selesai pada Maret 2023.

KA logistik ini dibutuhkan di Sulawesi Selatan untuk mengangkut komoditas seperti batu bara, semen, dan lainnya menuju ke Pelabuhan Garongkong. Dengan kolaborasi KA penumpang dan barang diharapkan, jalur itu akan produktif dan mampu menumbuhkan titik-titik ekonomi baru di daerah Sulsel.

Selanjutnya, target ketiga yaitu melanjutkan pembangunan jalur KA dari Stasiun Barru ke Stasiun Pallanro, sehingga nantinya jalur KA ini bertambah menjadi sepanjang kurang lebih 110 Km, yang membentang dari Stasiun Mandai (Makassar) sampai ke Stasiun Pallanro. Target jalur ini akan beroperasi pada triwulan II-2024.

Harapannya, pembangunan jalur kereta api Trans-Sulawesi ini memberikan manfaat terutama mengatasi kemacetan lalu lintas yang selama ini hanya mengandalkan angkutan jalan darat.

Dengan adanya perpindahan transportasi logistik ke kereta api, bisnis akan mendapatkan keuntungan yang signifikan dari efisiensi biaya pengangkutan barang dan masyarakat akan mendapatkan keuntungan dari transportasi penumpang yang lebih baik. (indonesia.go.id)